3. Dirada Meta
Dirada Meta, menjadi strategi perang Majapahit berikutnya. Dirada Meta menerapkan strategi seperti gajah yang mengamuk. Karenanya pasukan akan seperti seekor gajah bertenaga luar biasa besarnya sedang marah, memainkan belalainya, dan mengerahkan kekuatan gadingnya yang keras dan tajam. Gajah terus bergerak maju tanpa kenal rasa takut dan sakit.
Siasat perang Dirada Meta dilakukan dengan mengerahkan seluruh kekuatan pasukan. Pasukan induk dan pasukan pendamping akan bergerak bersama - sama, bergerak maju dengan target menghancurkan lawan. Strategi ini menginginkan pertempuran yang singkat dan habis - habisan.
Sedapat mungkin strategi ini dapat menghancurkan sebanyak-banyaknya pasukan musuh, karena membawa pesan ingin segera mengakhiri pertempuran baik menang ataupun kalah, gelar pasukan ini dapat menggetarkan nyali musuh.
4. Emprit Neba
Emprit Neba, adalah strategi perang dengan membentuk formasi seperti burung gelatik dalam jumlah banyak yang bersama - sama turun dari udara atau datang ke sawah untuk mencari makanan padi. Perang ini biasanya dilakukan oleh Senapati Agung atau sepasukan prajurit yang sudah putus asa karena sudah terjepit namun pantang menyerah.
5. Cakra Byuha
Cakra Byuha menjadi strategi kelima perang dengan formasi pengepungan. Formasi perang ini dapat digunakan untuk masuk ke tengah-tengah medan peperangan yang sudah terkejut dahulu terjadi. Cakra Byuha dapat menghadap ke segala arah sesuai keadaan yang berkembang di medan perang yang sengit atau mengarah pada perang brubuh.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait