Perempuan kelahiran 9 November 1972 ini mengungkapkan keputusannya menjadi sopir bus karena untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebelum menjadi sopir bus, ia bahkan pernah membuka grosir sembako di Pasar Wonogiri hingga memiliki karyawan empat.
Namun akibat kebakaran di pasar Wonogiri, usaha Bu Yayuk terpaksa gulung tikar. "Saya yang termasuk kena imbasnya sampai gulung tikar," kata Yayuk.
Ia lantas berusaha bangkit. Di tengah cobaan yang melanda keluarga, anaknya diterima masuk perguruan tinggi negeri. Dia kemudian berfikir keras dan berusaha mencari jalan untuk membiayai keluarga dan kuliah sang anak.
"Waktu itu anak saya masuk UMPTN, pada 2005 saya nekat merantau ke Jakarta. Ada lowongan dari Transjakarta zaman Gubernur Soetiyoso. Saya diterima," katanya.
"Waktu itu saya single parent dari situ saya bisa sekolahin anak-anak hingga kelar sarjana semua," ujar Bu Yayuk di kanal YouTube Pak Bero2 Official.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait