Samini, Anak Buruh dari Desa yang Jadi Wisudawan Terbaik Unsoed dengan IPK 3,97

Elde Joyosemito
Samini menjadi wisudawan terbaik periode wisuda ke-147 tingkat universitas untuk jenjang pendidikan strata satu dengan predikat dengan pujian (cumlaude). (Foto: Istimewa)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Siapapun tidak dapat memilih ingin lahir dari orang tua mana dan kondisi seperti apa. Begitu juga dengan Samini yang merupakan warga Desa Banjarsari, Kecamatan Ajibarang, Banyumas.

Dia lahir dari pasangan orang tua yang hanya sebagai buruh. Bapaknya seorang buruh di peternakan ayam, demikian juga ibunya di pabrik makanan ringan. Namun, hal itu tidak menyurutkan bagi Samini untuk menempuh pendidikan tinggi. 

Bahkan, pada Selasa (24/1/2023) hari ini merupakan hari bersejarah bagi Samini. Dia menjadi wisudawan terbaik periode wisuda ke-147 tingkat universitas untuk jenjang pendidikan strata satu dengan predikat dengan pujian (cumlaude) di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). IPK yang diraih nyaris sempurna, mencapai 3,97.

Kerja keras dan ketekunannya dalam menimba ilmu hanya ditempuh selama tiga tahun dua bulan. Samini berhasil mendapatkan gelar wisudawan terbaik Unsoed. Dia merupakan mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Samini adalah anak bungsu dari pasangan Nasam dan Nasiyah yang berlatar belakang kehidupan sederhana di Desa Banjarsari.

Baginya dapat menempuh pendidikan hingga bangku kuliah merupakan kesempatan yang luar biasa. Kerja keras dan ketekunanya berhasil menghantarkannya meraih mimpi untuk bisa melanjutkan pendidikan S1 di Unsoed. Dia diterima sebagai mahasiswa melalui jalur SNMPTN dalam program Bidikmisi pada 2019.

Program Bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu. 

Samini merasa program Bidikmisi sangat bermanfaat baginya terutama dalam mengatasi kendala ketersediaan biaya kuliah. Program Bidikmisi membuat dia lebih fokus dan bersemangat dalam menyelesaikan pendidikannya. 


Samini saat belajar. (Foto: Istimewa)
 
Hasilnya adalah pencapaian indeks prestasi yang tinggi di tiap semesternya hingga dia lulus dengan IPK tertinggi. IPK yang diraih Samini adalah 3,97.

“Banyak orang bilang, IPK hanya sebuah angka, namun bagi saya IPK tinggi adalah pencapaian sebagai wujud pembuktian kepada orang tua saya atas apa yang saya jalani semasa kuliah,”kata Samini.

Dalam menempuh pendidikan tinggi, berbagai kendala dialami oleh Samini. Hidupnya tidak selinier yang lain. “Berbagai kendala yang saya hadapi. Namun, bagi saya harus terus  bersemangat untuk agar bisa beprestasi. Saya diperkenalkan dengan PKM yang mengantarkan saya sampai mendapat pendanaan selama dua tahun.”

“Selama itu saya juga berkesempatan menjadi bagian dari laboratorium pengembangan karir, pengelolaan jurnal, dan saya juga melatih kemampuan mengajar saya dengan bekerja menjadi tentor bimbingan belajar.  Pencapaian saya tidak seberapa namun tiap perjalanan tersebut merupakan pengalaman berharga bagi saya,” tambah Samini.

Samini menyampaikan rasa terima kasih kepada Unsoed yang telah menjadi saksi dari bagian perjalanan hidupnya untuk kuliah gratis hingga mencapai gelar sarjana. Dia juga berharap akan mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. 

“Keterbatasan biaya bukanlah kendala untuk memperoleh pendidikan. Semoga akan semakin banyak generasi muda yang dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan melalui program Bidikmisi,”tandasnya.

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network