ASAHAN,iNews - Ketua OSIS Madrasah adu jotos dengan seorang pelajar lainnya jadi viral di media sosial. Dalam video yang dilihat Senin (20/12/2021), kedua siswa itu berkelahi di tengah sebuah kebun karet. Keduanya saling melepaskan pukulan dan tendangan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, kedua pelajar itu merupakan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Asahan, Sumatera Utara.
Perkelahian itu diketahui berlangsung di Jalan Pabrik Benang, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut).
Kepala MAN Asahan, Ramli mengatakan kedua pelajar yang terlibat perkelahian itu adalah A dan F. "Benar. Kejadiannya di luar sekolah, mereka masih menggunakan atribut sekolah. Saat ini kedua siswa tersebut sudah dikeluarkan dari sekolah, dan dikembalikan ke orang tuanya masing-masing," katanya, Senin (20/12/2021).
Perkelahian itu, katanya, disebabkan karena persoalan sepele. Keduanya saling melirik dan kemudian terlibat saling memaki. Namun, yang paling disayangkan oleh pihak sekolah adalah, A merupakan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di MAN Asahan. Yang mana seharusnya A memberikan contoh yang baik kepada teman-temannya.
"Kami sayangkan ketua osis yang seharusnya menjadi contoh dan dapat mengayomi rekan-rekannya, malah dia yang mencoreng sekolah," ungkap Ramli. Selain A dan F, teman-temannya yang berjumlah delapan orang juga ikut dikeluarkan.
Dikarenakan kedelapan pelajar itu diduga ikut memanas-manasi dan juga memviralkan video perkelahian tersebut. "Yang hanya melihat dan tidak ikut memanasi kami berikan buat surat pernyataan dan bila terlibat kembali akan kami keluarkan," ujarnya.
Para orangtua pun dipanggil sebelum sekolah mengambil langkah tegas. Para orang tua siswa yabg hadir mendengarkan keterangan dari anak-anaknya. "Agar orang tuanya tau kesalahan anak-anaknya dan mengetahui alasan kami kembalikan ke orang tuanya," sebutnya.
Hal itu dilakukan, lanjut Ramli, karena mereka tidak ingin ada stigma negatif terhadap sekolah. Sebab, mereka menanamkan kepada siswa harus bersikap baik. "Kalau tidak kita keluarkan, anak tersebut juga akan kasihan. Dia akan tinggal kelas karena penilaian sikap sudah tidak lulus," pungkasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait