Jenazah mereka dibaringkan di lantai rumah kerabat yang berdekatan menjelang pemakaman bersama yang diadakan pada hari Selasa waktu setempat.
Di ruangan remang-remang, Suwadi menatap mayat-mayat tak bernyawa itu dan mencatat nama-nama mereka.
"Kami mengungsi dari (kota timur yang dikuasai pemerintah) Deir Ezzor. Abdullah adalah sepupu saya dan saya menikah dengan saudara perempuannya," tuturnya.
Di dalam inkubator di rumah sakit di Afrin, bayi yang baru lahir itu dihubungkan ke infus, tubuhnya terluka, dan perban melilit di tangan kirinya. Dahi dan jari-jarinya masih membiru karena kedinginan saat dokter anak Hani Maarouf memantau bagian vitalnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait