PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Budayawan dan politikus kawakan, Eros Djarot menilai jika negara ini sudah tercengkram jauh oleh para oligarki. Maka ia meminta agar wartawan dapat menjadi the agent of truth (agen kebenaran) untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat.
"Yang bisa membebaskan hanya satu (wartawan), sampai ada istilah No Viral No Justice. Jadi bagaimana peran-peran para wartawan ini yang diharapkan," kata Eros disela-sela kegiatan dialog kebudayaan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (2/3/2023) malam.
Dia menjelaskan jika saat ini yang terjadi adalah perang narasi dan pencitraan. Sehingga sudah seharusnya wartawan memberikan pencerahan kepada masyarakat.
Pemilik nama lengkap Soegeng Rahardjo Djarot ini mencontohkan, ketika ada pejabat yang kinerjanya tidak jelas, tapi justru malah mendapatkan banyak pujian. Itu disebabkan pencitraannya yang sangat kuat, padahal jika dilihat dari sisi politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya, nilai rapornya nol.
"Kalian ini (wartawan) yang sebenarnya bisa melakukan pencerahan, karena narasi itu penting, dan sekarang perang narasi," ucap Eros yang juga Koordinator Komite Indonesia Bebas Mafia itu.
Dia menegaskan jika saat ini waktunya wartawan untuk berpihak, tapi dengan keberpihakan yang jelas. Apalagi wartawan atau media massa adalah satu-satunya senjata untuk membangkitkan dan membangun kembali Indonesia yang saat ini sudah tercengkram cukup jauh.
"Saya menganggap bahwa negeri ini sedang darurat mafia dan bagaimana negeri ini sudah tercengkeram begitu jauh," ujarnya.
Ia bahkan mengaku jika mendapat kabar, agar para wartawan yang bekerja disalah satu media nasional untuk tidak lagi mengkaver pemberitaan masalah forum korban mafia tanah. Maka ia meminta keberanian para wartawan, meski pemberitaan tersebut nantinya tetap akan ditentukan oleh pimpinan redaksi media tersebut.
"Justru keberanian itu yang saya harapkan dari kalian. Saya tahulah mungkin pimpinan redaksi kalian yang mempunyai otoritas akhir untuk masuk dan tidaknya (berita)," ujarnya.
Maka ia kembali menegaskan jika wartawan harus menjadi the agent of truth. "Paling tidak rakyat itu menuntut kalian seperti itu. Jadi kalau kalian (media/wartawan) berpihak pada cukong, bubar semua republik ini," jelasnya.
Dia juga mengatakan jika partai-partai sudah tidak berfungsi menampung aspirasi dan perjuangan rakyat, maka saatnya civil society atau masyarakat madani yang bisa terbangun dari daerah-daerah.
"Kalau Jakarta jadi pusat 'pembusukan' peradaban, saya berharap justru dari daerah-daerah terbangun Indonesia yang asli dalam peradabannya, artinya peradaban yang bersifat natural dan kulturnya bangsa sendiri," ucapnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait