“Anggota BPD Desa Bagik Nyaka bernama Masdarini yang menemani Kades Bagik Nyaka Menjaga Masjid Jamaluddin. Terjadi saling lempar batu antara warga dan penyerang,” tuturnya.
Massa juga membakar bahan bangunan di lahan Masjid Sunnah di Mamben Daye yang sempat ditolak masyarakat beberapa waktu lalu.
Erwin menduga peristiwa ini terkait ceramah Ustadz Mizan Qudsiyah mengenai ziarah kubur. Sebelumnya, publik di Pulau Lombok sempat dihebohkan dengan beredarnya potongan video ceramah Ustadz Mizan Qudsiyah yang menyebut sejumlah nama makam keramat di Lombok.
Terdapat kata makam keramat “Tain Acong” (kotoran anjing) yang memicu emosi netizen dan berdampak luas. Kata “Tain Acong” itu diduga bernuansa hinaan terhadap makam keramat yang disebutkan.
Mizan Qudsiyah pun sudah menyebarkan video klarifikasi terkait ceramahnya itu. Menurutnya, ceramahnya itu berlangsung pada 2020.
Dia berdalih kata “Tain Acong” tersebut merupakan nama tempat. Untuk membuktikan pernyataan Mizan, netizen pun ramai-ramai mencari nama tempat makam keramat “Tain Acong” melalui google map.
Hingga saat ini, persoalan itu menjadi sorotan luas masyarakat di Pulau Seribu Masjid itu. Tidak sedikit kelompok masyarakat yang akan melaporkan Mizan Qudsiyah ke polisi.
Aparat kepolisian Resort Lombok Timur langsung menuju lokasi dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara. Polisi juga sudah memasang garis polisi di TKP. Hingga saat ini, suasana terkendali. Sejumlah anggota kepolisian berjaga-jaga di TKP guna mengantisipasi berbagai kemungkinan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait