BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono, memberikan pesan kepada santri SMP MBS Zam-Zam –Pondok Pesantren Modern (PPM) Zam-Zam Muhammadiyah Cilongok, agar menjadi sosok yang memiliki karakter. Sebab, karakter merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi seseorang untuk mendapatkan kehormatan (pride) atau harga diri.
"Jadi siapapun yang punya karakter pasti ia diperhitungkan dalam hidupnya. Sebaliknya, jika tidak punya karakter maka ia tidak akan bertahan dalam hidupnya. Ibarat pepatah Jawa yang menyatakan, Timun wungkuk jaga imbuh, maksudnya ada dan tidak, ia tidak ada pengaruhnya," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Joko Wiyono dalam keterangannya, Kamis (1/6/2023).
Hal tersebut disampaikan Joko ketika menguraikan materi tentang ‘Berkarakter Kuat, Hebat di Tengah Masyarakat’ dalam Stadium General Life Skill Training bagi santri kelas 9 Tahun Ajaran 2023, pada Kamis, (1/06/2023) di aula kampus 2 Asrama Putri Desa Pernasidi.
Kegiatan pelatihan bertema ‘Bekali santri Gen-Z dengan Kompetensi Diri’, juga menghadirkan narasumber Wakil Kepala Asrama Kampus 3 PPM Zam-Zam, Ustadz M. Noor Hidayah, dengan materi ‘Santri Mantap’.
"Agar seseorang bermakna dalam hidupnya, ia harus berkarakter. Sebab itu kekhasan yang dimiliki seseorang. Maka ketika sesorang punya kekhasan yang tidak dimiliki oleh yang lain, maka dipastikan seseorang itu akan mempunyai penilaian tersendiri bagi orang lain. Karakter ini menjadi sesuatu yang sangat substantif bagi santriwan dan santriwati,” lanjut Joko.
Diuraikan Pak Jokowi, bahwa di era sekarang santriwan dan santriwati menghadapi tiga tantangan dalam kehidupan kebangsaan. Yakni pola hidup individualistik, hedonisme dan kesukaan yang berlebihan terhadap kelompoknya.
“Dampak gadget membuat seseorang asik dengan kehidupan dirinya. Bahkan bisa melupakan dengan panggilan Tuhan, seperti adzan dan yang lainnya. Sedangkan sikap hedonis membuat seseorang senang hidup bermewah-mewah. Padahal Islam mengajarkan kesederhanaan, kesahajaan, dan mengajarkan ke-humble-an. Lantas muncul sikap yang hanya kepada kelompoknya, padahal Islam mengajarkan agar manusia jangan bercerai-berai,” urainya.
Lantas bagaimana kiat menghadapi tantangan itu, menurut Joko yang kerap mendapat sapaan Pak Jokowi itu mengatakan, agar santri MBS Zam-Zam harus memiliki tiga karakter. Yaitu berintegritas, memiliki referensi kuat dan kemampuan untuk bekerja sama dengan siapapun.
“Kalau orang itu berintegritas, pasti orang itu cerdas, bisa dipercaya, amanah, jujur dan dia bisa menyampaikan li i'la'i kalimatillah atau meninggikan kalimat Allah, dengan bahasa yang hikmah,” tandas Ka Dindik yang mangaku selain rasulullah, beliau juga mengidolakan sahabat Umar dan Ali serta bapak Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno.
Sementara menurut Kepala SMP MBS Zam-Zam, Ustadzah Evy Nurhidayati mengatakan, kegiatan Life Skill Training ini merupakan bekal santri kelak setelah berada di kehidupan masyarakat yang sebenarnya. Kegiatan ini diisi dengan pelatihan menjahit, pelatihan imam dan muadzin, pelatihan canva, outbond dan camping serta aksi bersih lingkungan yang berlangsung Kamis – Selasa, (1-6/06/2023). Kegiatan khusus bagi santri kelas 9 ini dibuka oleh Direktur PPM Zam-Zam Muhammadiyah, Ustadz Arif Fauzi.
Dalam sambutannya, Ustadz Arif menjelaskan tentang kandungan doa ‘sapu jagat’ yang berisi pentingnya meraih kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat. Doa itu mengajarkan konsep keseimbangan. Bukan hanya sukses di dunia, sedangkan akhiratnya gagal. Atau akhiratnya sukses, tetapi dunianya tidak terpikirkan.
Hal itu menjadi dasar dalam pola pendidikan yang dirancang oleh jajaran Pimpinan Podok Pesantren juga Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cilongok. Termasuk keinginan para wali santri ketika akan memondokkan putra-putrinya ke pesantren. Mereka tidak hanya ingin anaknya salih dan salihah saja. Atau hanya unggul akademiknya.
“Para orang tua berharap agar anak-anaknya meraih kesalehan pribadi dan kecerdasan kademik, alias meraih prestasi dunia dan akhirat. Dalam ilmu keduniawian kita kuasai, termasuk yang kita selenggarakan ini sebagai pembekalan jiwa-jiwa kewirausahaan, kemandirian. Karena anak-anak akan hidup pada suatu masa dimana zamanya berbeda antara sekarang dan di kemudian,” pungkas Ustadz Arif.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait