JAKARTA, iNews.id – Nama-nama yang menempati elektabilitas tinggi belumlah berganti. Ada Prabowo Subianto, kemudian Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Dalam rilis terbarunya, lembaga survei Indikator Politik Indonesia data yang dikeluarkan adalah terkait dinamika elektoral jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Hasilnya, elektabilitas Prabowo Subianto tertinggi. Hanya terpaut tipis dengan Ganjar Pranowo.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyampaikan bahwa dalam mengukur elektabilitas ini, lembaganya mencoba melakukan simulasi yang berbeda-beda. Dari simulasi 33 nama, posisi teratas masih diduduki dengan tiga nama yang sama dengan survei sebelumnya.
"Polanya tidak berubah, pak Prabowo (22,4 persen) masih di peringkat pertama, kemudian Ganjar (18,0 persen), kemudian Anies (15,8 persen). Tiga nama ini (elektabilitasnya) yang mencapai 2 digit ke atas, yang lain masih satu digit," kata Burhanuddin dalam paparannya secara daring, Minggu (9/1/2022).
Selanjutnya, Indikator juga turut melakukan simulasi terhadap 19 nama tokoh yang berpotensi maju di Pilpres 2024. Hasilnya masih sama, hanya saja angkanya mengalami peningkatan dari tiga tokoh tersebut.
Lebih jauh, Burhanuddin menyampaikan bahwa pihaknya mencoba mengukur elektabilitas dari tiga nama tokoh yang selalu menduduki peringkat teratas. Hasilnya, dari keseluruhan responden masih menjatuhkan pilihannya kepada Prabowo Subianto. "Ini adalah elektabilitas capres dengan simulasi 3 nama," tuturnya sambil menunjuk grafik dari materi yang dipaparkannya.
Dalam simulasi ini, elektabilitas Prabowo Subianto sebesar 35,4 persen. Sementara, terpaut tipis di peringkat kedua nama Ganjar Pranowo dengan elektabilitas sebesar 31,6 persen.
Sementara, Anies Baswedan elektabilitasnya masih berada di angka 24,4 persen. Untuk diketahui, survei Indikator ini dilakukan pada periode 6-11 Desember 2021 kemarin.
Adapun, survei menggunakan metode multistage random sampling. Sementara, total sampel 2.020 responden dengan jumlah sapel basis sebanyak 1.220 orang tersebar proporsional di 34 provinsi serta dilakukan penambahan sebanyak 800 responden di Jawa Timur.
Dengan asumsi metode simple random sampling ,ukuran sampel basis 1220 responden memiliki toleransi kesahalan (margin of error) sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait