Jika Matahari Terbit dari Barat, Bersiap-siap untuk Dampak Mengerikan

Tim iNews
Ilustrasi matahari

Hamparan hutan hujan Amazon di Amerika Selatan berganti menjadi bukit pasir yang tandus. Sebaliknya, wilayah Afrika Tengah sampai Timur Tengah yang gersang menjadi lanskap hijau yang subur. Dalam simulasi, gurun tidak hanya akan menghilang dari beberapa benua dan muncul di benua lain, tetapi musim dingin yang membekukan akan melanda Eropa barat. 

Para ilmuwan juga melaporkan, cyanobacteria, sekelompok bakteri yang menghasilkan oksigen melalui fotosintesis, dapat berkembang biak di tempat yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya. 

Kemudian Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC), arus laut pengatur iklim yang penting di Atlantik, memudar dan muncul kembali di Samudra Pasifik bagian utara. Florian Ziemen, salah satu pembuat simulasi dan peneliti dari Max Planck Institute for Meteorology di Jerman mengatakan, dari hasil pemodelan, topografi Bumi akan tetap sama. Namun, akan ada perubahan iklim yang jauh berbeda. 

“[Membalikkan rotasi Bumi] mempertahankan semua karakteristik topografi utama seperti ukuran, bentuk, dan posisi benua maupun lautan. Namun, ini sekaligus menciptakan serangkaian kondisi yang sama sekali berbeda untuk interaksi antara sirkulasi dan topografi,” kata Ziemen dikutip laman world today. 

Dari perspektif sains, para ilmuwan mengatakan, Bumi tidak mungkin secara spontan berubah arah. Dari simulasi yang dilakukan, jika perubahan arah Bumi terjadi perlahan, dampaknya tidak separah dari yang dibayangkan dalam simulasi. Namun, jika perubahan itu terjadi tiba-tiba, itu akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan, bahkan menghapus semua yang ada di atas tanah. 

Sebab, ketika Bumi berputar berlawanan arah, atmosfer tidak otomatis ikut mengubah arah dengan cepat. Kondisi ini akan menyebabkan angin supersonik, angin topan, dan mega-tsunami dengan kekuatan sedemikian rupa. 

Semua itu mampu menghancurkan apa pun yang ada di atas tanah, termasuk juga semua makhluk hidup. Bahkan jika kita berlindung di bawah tanah atau sembunyi dalam bunker, nasib kita akan tinggal menjadi sejarah kuno. “Selamat tinggal tanah yang hijau dan menyenangkan,” kata Peter Gibbs, seorang ahli meteorologi dikutip BBC.

 

Editor : EldeJoyosemito

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network