CILACAP, iNewsPurwokerto.id-Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bersama manajemen PLN, meluncurkan percobaan teknologi Kapal Nelayan Bertenaga Listrik di Pantai Teluk Penyu Cilacap pada Jumat (11/8/2023). Inovasi yang diklaim sangat efisien ini mampu menggantikan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan penghematan sekitar 70 persen.
Mesin Kapal yang Dikonversi dari BBM ke Listrik, termasuk perangkat pengendali dan baterai untuk nelayan di Kabupaten Cilacap, merupakan hasil kerjasama antara PLN Group dengan tujuan memperkenalkan Konsep Pelayaran Listrik sekaligus sebagai bukti nyata komitmen BUMN terhadap negara dalam perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-78.
Bantuan pemberian Mesin Motor yang Dikonversi dari BBM ke Listrik ini memiliki nilai total sebesar Rp981 juta dari PLN Group dan tambahan bantuan senilai Rp434 juta dari PT. Sumber Segara Primadaya (S2P). Selain kapal listrik, terdapat juga sumbangan Premi Asuransi bagi 800 nelayan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serta Premi Asuransi bagi 10.000 nelayan dan 18 Unit perahu dari Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyambut baik langkah inovatif dari PLN Group. Menurutnya, Kapal Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) ini memiliki potensi sebagai solusi di masa depan, terutama untuk mendukung rencana pemerintah mencapai Emisi Nol Netral (NZE) pada tahun 2060. Mengingat kapal bermesin BBM merupakan salah satu penyumbang besar emisi karbon.
"Kebutuhan bahan bakar utamanya hanya 1/10 dari BBM ketika menggunakan listrik. Kami sudah dapat memulai transisi energi dengan membangun ekosistemnya saat ini, tentunya dengan dukungan semua pihak,”katanya.
Di tempat yang sama, General Manajer PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY, Mochamad Soffin Hadi, mengajak Gubernur Jawa Tengah, Bupati Cilacap, dan para pemangku kepentingan untuk menyaksikan demonstrasi Kapal Nelayan Bertenaga Listrik (KBLBB) serta ikut merasakan pelayaran uji coba kapal listrik tersebut di Pantai Teluk Penyu, Cilacap.
Soffin menjelaskan bahwa program bernama "Electric Vehicle Marine (EV Marine)" ini tidak hanya sebagai upacara formal semata. Di masa depan, PLN akan mengembangkan ekosistem besar yang mendukung kendaraan laut berbasis listrik. Program EV Marine ini tidak hanya akan melibatkan kapal nelayan saja, tetapi juga kapal-kapal yang digunakan untuk transportasi dan pariwisata.
"PLN Group, yang terdiri dari PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY, PLN Enjiniring, PLN Icon Plus, PLN Haleyora Power, serta Indonesia Battery Corporation (IBC), akan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Cilacap dalam membangun ekosistem ini. Mulai dari tahap perancangan teknis dan suku cadang KBLBB, hingga penyediaan infrastruktur pengisian daya/baterai, serta konversi dan instalasi kapal nelayan, termasuk platform digital untuk sistem pengisian, dan juga operasi dan pemeliharaan. Kabupaten Cilacap dipilih sebagai lokasi proyek percontohan," paparnya.
Soffin menambahkan bahwa pengembangan ekosistem ini juga akan memperhatikan kepentingan para nelayan. Misalnya, harga mesin kapal listrik akan diusahakan semurah mungkin agar sesuai dengan kemampuan ekonomi nelayan. Selain itu, akan ada dukungan tarif subsidi.
Selanjutnya, akan diterapkan skema khusus yang menarik bagi mitra yang memiliki Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Ia menekankan bahwa semua akses akan disederhanakan, dengan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah dan Pusat.
"Dalam mewujudkan hal ini, kita tidak dapat bergerak sendirian. Dengan dukungan sepenuhnya dari Bapak Gubernur Jawa Tengah dan Ibu Bupati Cilacap, kami yakin program ini akan sukses," tambah Soffin.
Sukirman, seorang nelayan dari Cilacap, menyambut baik konversi dari BBM ke tenaga listrik ini. Hal ini diharapkan dapat mengurangi biaya operasional yang tinggi ketika menggunakan BBM. Dia juga berharap agar mesin ini dapat diberikan subsidi dalam jumlah besar kepada para nelayan.
"Sebelumnya, kami menghabiskan sekitar Rp230 untuk BBM setiap berangkat. Namun, dengan tenaga listrik, biayanya hanya sekitar 25 ribu rupiah. Semoga produksinya banyak dan mendapatkan subsidi, serta kami akan mendapatkan pelatihan agar kami lebih memahami cara menggunakan mesin ini dengan aman," ujar Sukirman.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait