3. Kedalaman Skuad yang Terbatas
Masalah yang dihadapi Shin Tae-yong (STY) dalam turnamen ini adalah kurangnya kedalaman skuad. Kebijakan klub-klub yang enggan melepas pemain mengakibatkan pelatih asal Korea Selatan tersebut hanya memiliki skuad terbatas. Masalah ini terlihat jelas dalam pertandingan perdana melawan Malaysia. Saat situasi buntu, STY tidak memiliki pemain pengganti yang dapat mengubah jalannya permainan, berbeda dari turnamen sebelumnya di mana pelatih ini kerap mengandalkan pergantian pemain untuk menemukan solusi.
4. Kesalahan yang Terlalu Banyak
Dalam setiap pertandingan, minimalkan kesalahan menjadi hal yang penting. Setiap kesalahan dalam kompetisi internasional dapat dimanfaatkan oleh lawan untuk mencetak gol. Pada pertandingan antara Indonesia dan Malaysia malam itu, para pemain Garuda Muda terlalu sering melakukan kesalahan. Salah dalam umpan, penempatan posisi, dan antisipasi serangan memungkinkan Malaysia untuk melakukan comeback. Bahkan, kedua gol Harimau Muda yang dicetak oleh Tierney berasal dari kesalahan pemain Indonesia.
5. Buruknya Penyelesaian Akhir
Indonesia memiliki peluang dalam pertandingan melawan Malaysia. Terlebih lagi, lawan dari negara tetangga itu juga tidak bermain luar biasa. Garuda Muda mendapat banyak kesempatan, namun hanya satu yang berujung gol, yaitu melalui aksi individu Ramadhan Sananta. Namun, ada momen dimana Alfeandra Dewangga tidak mampu memanfaatkan peluang emas, di mana tendangan kaki kirinya meleset jauh dari gawang Malaysia. Bahkan, pada akhir pertandingan, sundulan Sananta dari sepak pojok tidak mengarah ke gawang.
Meskipun demikian, peluang Indonesia masih terbuka. Garuda Muda masih memiliki kesempatan untuk melaju ke babak semifinal.
Sananta dan rekan-rekan akan berhadapan dengan Timor Leste dalam pertandingan kedua di Stadion Rayong Province, pada Minggu (20/8/2023) pukul 20.00 WIB.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait