BONE BOLANGO, iNews.id - Seorang mahasiswa dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo telah meninggal dunia ketika mengikuti pengkaderan di kampus. Polisi masih terus menyelidiki kasus kematiannya yang diduga sebagai korban kekerasan.
Informasi yang diperoleh dari iNews mengindikasikan bahwa penyelidikan ini dimulai setelah keluarga korban, yang berinisial HS (21), melaporkan kasus ini ke Polda Gorontalo.
Hasil pemeriksaan awal mengungkapkan dugaan adanya kekerasan fisik yang dialami oleh korban hingga mengakibatkan kematian di lokasi pengkaderan.
Kasus ini telah dialihkan dari Polda Gorontalo ke Polres Bone Bolango untuk proses lebih lanjut. Informasi yang diberikan kepada publik masih terbatas karena polisi menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung.
Kasat Reskrim Polres Bone Bolango, Iptu Muhammad Ariyanto, menjelaskan bahwa hingga saat ini telah ada 13 orang yang diperiksa terkait kasus ini. Rencananya, akan ada pemeriksaan terhadap 35 saksi pada Jumat (13/10/2023) besok.
Dia menekankan pentingnya agar para saksi memberikan keterangan yang jujur dan tidak menyembunyikan informasi terkait kejadian selama proses pengkaderan.
"Yang pasti, keterangan mereka harus sesuai dengan hasil pemeriksaan forensik korban. Siapa pun yang menghalangi penyelidikan harus siap menerima konsekuensinya," kata Iptu Muhammad Ariyanto.
Proses penyelidikan juga akan mencakup pemeriksaan panitia acara pengkaderan serta pimpinan kampus IAIN Gorontalo terkait perizinan kegiatan tersebut.
Informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa kegiatan pengkaderan ini tidak dilaporkan kepada aparat keamanan di lokasi maupun kepada pemerintah setempat, meskipun berlangsung selama 4 hari, yang seharusnya memerlukan izin dari Polres.
Hingga saat ini, polisi telah melakukan gelar perkara dan terus melanjutkan penyelidikan untuk mengungkapkan penyebab kematian korban dengan lebih jelas.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait
