Dalam kesempatan tersebut, Presidium Dewan Musyawarah Pusat Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia (DMP MLKI) Bidang Pendidikan, Andri Hernandi menjelaskan tentang ajaran, ritual, salam, sarana peribadatan, sarana layanan pendidikan dan sosial, serta hal lain terkait Kepercayaan Terhadap Tuhan YME.
“Ritual Kepercayaan pada dasarnya praktik mendekatkan diri kepada Tuhan, mengikuti tradisi-tradisi dari masyarakat itu sendiri serta memiliki ciri khas dari adat istiadat dan budaya sendiri,” ucap Andri.
Ia menyebutkan bahwa banyak hal yang sudah dilakukan oleh MLKI dalam menyosialisasikan informasi yang berkaitan tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
“Saat ini terdapat kurang lebih 12 juta penghayat kepercayaan, 178 organisasi pusat dan 1.000 organisasi cabang,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Bambang, Jasmilawati, menuturkan bahwa sekolahnya merupakan salah satu sekolah yang telah mengakomodasi peserta didik penghayat kepercayaan. Saat ini di sekolah tersebut sudah terdapat 35 orang alumni penghayat kepercayaan dan ada 24 peserta didik penghayat yang tengah mengenyam pendidikan.
Sebagai langkah kebijakan di sekolah, Jasmilawati lebih mengedepankan pendekatan perbedaan agama di lingkungan SMAN 1 Bambang. Seperti mengampanyekan toleransi beragama setiap apel pagi.
Ia bahkan menunjukkan sebagai seorang muslim dapat melayani peserta didiknya yang berbeda agama, di mana 70 persen peserta didik di SMAN 1 Bambang beragama Kristen, dan 30 persen lainnya adalah penghayat Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Kami juga selalu mendorong peserta didiknya dapat saling membantu dan berkolaborasi meskipun berlatar belakang agama dan suku yang berbeda," katanya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait