KIEV,iNews.id - Seorang ibu di Ukraina membeli senjata serbu Zbroyar Z-15 selain itu juga mengkuti kursus sniper atau penembak jitu. Hal tersebut dilakukan Mariana Zhaglo untuk bersiap kemungkinan invasi Rusia ke Ukrania.
Mariana Zhaglo jauh dari tipikal tentara Ukraina, tetapi perempuan berusia 52 tahun yang bekerja di bagian riset pemasaran itu mengatakan dia bersedia melakukan apa pun untuk membela negaranya.
"Sebagai seorang ibu, saya tidak ingin anak-anak saya mewarisi masalah Ukraina, atau ancaman ini diteruskan kepada mereka. Lebih baik saya menangani ini sekarang," kata Mariana.
"Jika itu yang terjadi maka kami akan berjuang untuk Kiev; kami akan berjuang untuk melindungi kota kami. Jika ada keharusan untuk mulai menembak, maka saya akan mulai menembak," lanjut sang ibu, sambil memamerkan senapan Zbroyar Z-15 yang baru dibelinya di flatnya di Ibu Kota Ukraina seperti dilansir dari Daily Mail, Rabu (26/1/2022).
Dia kemudian menjelaskan bahwa Zbroyar Z-15 adalah senapan berburu, tetapi dia tidak memiliki niat untuk berburu. "Saya tidak pernah berburu dalam hidup saya. Saya membeli karabin ini setelah mendengarkan beberapa tentara mendiskusikan senapan terbaik untuk didapatkan," aku Mariana kepada The Times.
Meski begitu, senapan itu bukanlah satu-satunya yang dibeli oleh Mariana. Selain mengeluarkan kocek lebih dari £950 atau sekitar Rp18,3 juta untuk senjata tersebut, dia juga mengikuti kursus penembak jitu selama dua minggu dan memasang beberapa alat tambahan termasuk bipod, teleskop, sert peredam suara untuk memastikan dia bisa mematikan sebanyak mungkin musuh.
Mariana juga menghabiskan £830 atau sekitar Rp16 juta lagi untuk pakaian militer seperti helm, seragam kamuflase salju, rompi antipeluru, amunisi dan sepatu bot. Ia juga telah menimbun makanan kaleng sehingga dia bisa tetap bersembunyi di apartemennya selama berminggu-minggu. Mariana mengatakan kepada The Times bahwa banyak warga Ukraina telah belajar untuk hidup dengan potensi ancaman invasi sejak Rusia mencaplok Crimea pada tahun 2014.
Ia mengatakan bahwa bukan hal yang aneh bagi Rusia untuk sesekali meningkatkan penempatan pasukan di dekat perbatasan. Tapi dia tetap teguh dalam niatnya untuk tetap berada di ibu kota dan berperang jika terjadi invasi.
"Baik suami saya maupun saya tidak memiliki kerabat yang tinggal di tempat lain, kami tidak punya tempat lain untuk pergi. Ini adalah rumah kami. Kami akan memperjuangkannya," tegasnya. Mariana hanyalah satu dari ribuan warga Ukraina yang baru-baru ini bergabung dengan Pasukan Pertahanan Teritorial (TDF), pasukan cadangan militer Ukraina, negara itu.
Pasukan ini bagian sukarela dari tentara yang jumlahnya membengkak di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Rusia. Ribuan warga sipil, dari mahasiswa kedokteran hewan hingga arsitek, telah bergabung dengan TDF untuk dilatih menghadapi konflik bersenjata.
TDF cabang Kiev menjalankan latihan selama akhir pekan di hutan yang tertutup salju di luar ibukota, sementara sejumlah warga sipil di seluruh Ukraina - banyak dari mereka anak muda - telah mendaftar ke program pelatihan serupa untuk menerima keterampilan tempur dasar.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar
Artikel Terkait