PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Masih belum ada agenda untuk malam mingguan pada Sabtu (25/11/2023)? Datanglah ke Lapangan Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden. Atau lokasinya berada di sebelah utara objek wisata Small World.
Nanti malam merupakan acara puncak Festival Jazz Baturraden atau yang dikenal sebagai Baturrajazz 2023. Yang menarik, ada kolaborasi antara Presiden Jancukers Sudjiwo Tejo dengan Maestro Lengger Banyumas Rianto.
Tema besar yang diangkat adalah Banyumas Megalitic Heritage bercerita tentang perjalanan hidup manusia dalam keharmonisan dan keselaran alam semesta.
Penggagas Baturrajazz, Prayitno, menyatakan bahwa acara ini telah berlangsung sejak tahun 2015. Tahun ini, ada keistimewaan dengan kehadiran Sudjiwo Tejo dan maestro Lengger Lanang Banyumas, Rianto.
"Kami mengundang Sudjiwo Tejo untuk memeriahkan Festival Jazz Baturraden, yang biasa dikenal sebagai Baturrajazz. Nantinya, akan ada kolaborasi antara Sudjiwo Tejo, Lengger Banyumasan, dan lainnya," jelasnya.
Prayitno menjelaskan bahwa pada awal penyelenggaraan tahun 2015, Baturraden Jazz Festival bekerja sama dengan Calung Banyumasan. Pada tahun 2023 ini, festival akan menghadirkan kolaborasi antara musisi jazz lokal dan pemusik tradisional Banyumasan, bahkan melibatkan masyarakat adat Kewargian Lemah Wangi.
Lebih lanjut, Prayitno menyebutkan bahwa akan ada sentuhan etnik dari masyarakat Kewargian Lemah Wangi sebagai bagian dari acara. "Akan ada acara yang unik karena adanya sentuhan etnik dari masyarakat Kewargian Lemah Wangi. Ini akan menjadi bagian dari rangkaian acara dengan konsep tiga unsur bumi, yaitu batu, tanah, dan air," ujarnya.
Unsur-unsur tersebut akan disusun di situs Watu Gilang, dengan ritual dimulai dari Situs Baturraden, Situs Batur Semendeh, Situs Lemah Wangi, dan Pancuran 7.
"Puncak rangkaian acara akan menjadi momen istimewa dengan penampilan Riyanto, maestro lengger lanang yang akan diiringi oleh para musisi jazz dalam membawakan lagu Banyumasan," tambahnya.
Baturraden Jazz Festival 2023 akan mengusung tagline "Slaman, Slumun, Slamet," menggambarkan harapan masyarakat di sekitar lereng selatan Slamet dan merayakan tradisi makan sayur pepaya muda.
"Ada 1.000 warga yang terlibat yang dipimpin oleh pemuka agama dan ketua adat Kewargian Lemah Wangi," tambahnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait