GAZA, iNews.id - Kemunculan Panglima Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas, Mohammed Deif, membuat pemerintah Israel ketakutan. Pasalnya, Mohammed Deif dianggap Israel sosok berbahaya dan mengganggu stamibilitas negara zionis.
Selama ini, intelijen Israel memastikan Mohammed Deif tidak bisa aktif dan menderita cacat fisik. Namun, rekaman video baru-baru ini yang diperoleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF)menggugurkan keterangan intelijen Israel.
Dalam salah satu video yang diambil saat operasi pengumpulan intelijen di Jalur Gaza, Deif terlihat berjalan dengan kedua kakinya sendiri, meski sedikit pincang.
Dari video-video tersebut, kini tampak bahwa kondisi Deif jauh lebih baik daripada yang diperkirakan Israel setelah tujuh upaya pembunuhan oleh intelijen dan militer Zionis—beberapa di antaranya telah melukainya.
Deif sudah bisa berjalan sendiri dan tidak menggunakan kursi roda. Dia kemungkinan juga bisa menggunakan kedua tangannya.
Selama bertahun-tahun, Deif telah selamat dari tujuh upaya pembunuhan. Dalam empat kasus tersebut, termasuk selama Operation Protective Edge pada tahun 2014, dia terluka, dalam beberapa kasus serius, dan dia telah pulih.
Nasibnya yang selalu mujur karena berkali-kali lolos dari upaya pembunuhan oleh militer dan intelijen Israel, membuatnya dijuluki media-media internasional sebagai "kucing bernyawa sembilan".
Dalam beberapa tahun terakhir, Deif telah mengancam Israel dengan menyatakan bahwa negaranya akan membayar mahal atas kejadian di Masjid al-Aqsa dan di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem timur.
Mohammed Deif Diburu dengan Hadiah Rp1,5 Miliar Israel telah menawarkan USD100.000 (lebih dari Rp1,5 miliar) untuk siapa saja yang memberikan informasi tentang keberadaan Deif.
Selain itu, Israel juga menawarkan USD400.000 untuk informasi yang mengarah pada keberadan pemimpin operasional Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, dan USD300.000 untuk informasi tentang keberadaan saudara Yahya Sinwar, Mahmoud.
Fakta bahwa Deif masih hidup dan dalam kondisi relatif baik sepenuhnya bertentangan dengan penilaian intelijen Israel beberapa tahun terakhir. Hingga video-video baru itu ditemukan, Israel selama ini mendapat kesan bahwa Deif memerlukan perawatan penuh waktu, bahwa dia bepergian dengan ambulans, menggunakan kursi roda, dan menderita cacat fisik.
Mengutip laporan Jerusalem Post, Kamis (21/12/2023), ketika saatnya tiba untuk menyelidiki berbagai kegagalan intelijen pada periode ini, kasus Mohammed Deif akan mendapatkan penyelesaian tersendiri.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait