SANAA, iNewsPurwokerto.id - Melirik tajam ke arah kamera ketika sedang naik kapal yang dibajak, seorang influencer muda mendapatkan sorotan ketika ia mempromosikan penguasa Yaman, Houthi, di Laut Merah.
Rashed Al-Haddad (19), tiba-tiba menjadi selebriti berkat postingannya di media sosial, beberapa di antaranya menampilkan musik kemenangan sambil mengibarkan bendera merah, putih, dan hitam Yaman, dengan belati besar yang menusuk ikat pinggangnya.
Meskipun bukan anggota Houthi, TikToker tampan dengan rambut ikal kerub, yang tinggal di Ibu Kota Yaman, Sanaa, diberi julukan "Tim-Huthi Chalamet" oleh pengguna media sosial karena kemiripannya dengan bintang "Wonka" Timothee Chalamet.
“Saya menerima banyak tawaran untuk berpartisipasi dalam peragaan busana dan iklan, namun saya memutuskan untuk memanfaatkan ketenaran ini demi perjuangan Palestina,” katanya kepada AFP, Jumat (26/1/2024).
Profil Haddad semakin meningkat seiring dengan meningkatnya perhatian internasional terhadap Yaman yang tengah dilanda perang setelah serangan Houthi terhadap kapal-kapal perdagangan yang terkait dengan Israel.
Kelompok Houthi mengklaim aksinya sebagai protes terhadap perang brutal Israel di Gaza. Serangan Houthi terhadap kapal-kapal perdagangan di Laut Merah telah memicu reaksi besar-besaran dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Selain itu, aksi Houthi telah membuat kelompok itu ditetapkan kembali sebagai organisasi “teroris” oleh AS.
Haddad, remaja berwajah segar, menerima jutaan penayangan untuk video perjalanannya ke Galaxy Leader, kapal kargo terkait Israel yang dibajak Houthi pada bulan November dan kini diarak sebagai piala perang.
Dia menyajikan sebuah alternatif terhadap gambaran buruk kelompok Houthi yang didukung Iran, yang merebut Ibu Kota Yaman pada tahun 2014.
Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervens, untuk menopang pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, Sehingga menjerumuskan negara tersebut ke dalam perang brutal, yang telah mengakibatkan ratusan ribu kematian.
“Ketika saya mulai menggunakan TikTok, saya mem-posting video kapal (Galaxy Leader) yang disita oleh Yaman. Ketika saya mem-posting klip video tersebut, video tersebut ditonton jutaan kali dalam waktu empat hari,” katanya kepada AFP di Sanaa, sambil mengenakan pakaian tempur dengan senapan tersampir di pangkuannya.
“Setelah itu, akun tersebut diblokir (oleh TikTok) dan dihapus secara permanen.”
Haddad mengatakan akun Instagram miliknya yang memiliki 70.000 pengikut juga dihapus bersama dengan profil Facebook-nya. Kedua platform tersebut, milik Meta, melarang ujaran kebencian.
Berbeda dengan video Haddad, kelompok Houthi sering terlihat mengadakan demonstrasi massal di mana massa yang membawa senjata meneriakkan: "Matilah Israel, matilah Amerika!"
“Tiga akun TikTok saya juga diblokir, tetapi saya telah membuat akun baru, dan untungnya, jumlah pengikutnya meningkat,” kata Haddad, mengabaikan perbandingan dengan aktor Chalamet dari Hollywood.
“Saya tidak peduli (pengguna media sosial) membandingkan saya dengan aktor ini, tapi saya senang dalam hal lain,” ujarnya.
“Saya senang bisa mengirim pesan ke Barat, karena banyak orang asing mengikuti saya.”
Haddad menegaskan bahwa meski fokus pada penampilannya, dia tetap berkomitmen pada tujuannya.
“Saya tidak tertarik menjadi terkenal karena ketampanan saya, pasti ada yang lebih penting,” ucapnya.
“Saya tidak berpikir untuk menjadi terkenal, karena saya tampan untuk melakukan iklan atau menjadi seorang aktor."
“Yang paling penting adalah tujuan dasar kami, Palestina, dan kami semua berada di pihak Palestina.”
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait