Akan tetapi, agar destinasi wisata tersebut dapat dipromosikan, Rizqi berpendapat bahwa diperlukan sarana transportasi yang memadai bagi para wisatawan. Itulah sebabnya dia mendirikan PO Brilian yang pada awalnya mengandalkan bus berukuran medium.
Pada tanggal 1 Juli 2016, PO Brilian memulai operasional di kelas sleeper yang pada saat itu belum populer di Indonesia. Pada waktu itu, rute yang dilayani adalah Jakarta-Purwokerto, Jakarta-Purbalingga, Jakarta-Wonosobo, dan Jakarta-Banjarnegara dengan harga tiket sleeper bus Rp 210.000-Rp 240.000.
Bus yang dimiliki oleh PO Brilian pada saat itu mengandalkan sasis Hino RK260 dengan bodi Jetbus 2+ yang dirancang oleh Adiputro. PO Brilian kemudian menyulap bus tersebut menjadi bus dengan 20 tempat tidur yang memiliki panjang 190 sentimeter dan lebar 90 sentimeter.
Setiap tempat tidur dilengkapi dengan bantal, selimut, TV berukuran 14 inci, Wi-Fi, sandal hotel, dan makan malam. Namun sayangnya, dalam perjalanannya tersebut, banyak pihak yang mempermasalahkan soal keamanan dan perizinan sleeper class ini.
Hingga pada tahun 2017, PO Brilian menghentikan operasi sleeper class karena menghadapi kendala soal perizinan rancang bangun kendaraan. Namun, PO bus yang diakui sebagai pelopor sleeper bus di Indonesia ini masih tetap beroperasi dan fokus pada perjalanan wisata. Itulah sejarah PO Brilian.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait