BANTUL, iNews.id – Sesungguhnya Bukit Bego yang berada di jalur utama Kedungbuweng, Wukirsari, Imogiri, Kabupaten Bantul merupakan lokasi indah.
Tetapi Bukit Bego mendadak jadi perbincangan justru ketika kecelakaan maut bus pariwisata nopol AD 1507 EH menabrak tebing, Minggu (6/2/2022).
Kecelakaan tunggal itu menewaskan 13 orang dan puluhan luka-luka. Semua korban merupakan rombongan wisatawan asal Sukoharjo yang hendak berwisata ke Pantai Prangtritis, Bantul.
Dikutip dari laman bantulkab.go.id, Bukit Bego menjadi buruan para wisatawan untuk menikmati suasana matahari terbit maupun terbenam.
Bukti Bego merupakan bukit Batu yang namanya diambil dari sebuah alat berat eksavator atau warga menyebutnya dengan nama bego.
Bukit ini berada di jalan utama menuju ke Kebun Buah Mangunan. Lokasinya berada di ujung timur Dusun Kedung Buweng, Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta. Tempat ini juga sering disebut Bukit Kedung Buweng.
Bukit ini menjadi tempat yang pas untuk menikmati indahnya matahari terbenam berlatar laut selatan. Arena offroad motor juga ada di sekitar bukit ini. Untuk memenuhi rasa lapar dan haus, terdapat beberapa warung yang menyediakan kuliner tradisional.
Dari informasi yang dihimpun iNews.id, kecelakaan maut kerap terjadi di Bukit Bego. Pada 3 Desember 2017, Bus Langsung Jaya pengangkut rombongan PKK Dusun Garen RT 05 Desa Gombang Sawit Boyolali Jawa Tengah menabrak Bukit Bego di Jalan Imogiri-Dlingo, Dusun Kedung Buweng Wukirsari Imogiri Bantu.
Dua orang meninggal di lokasi kejadian. Pada 17 Oktober 2021, pesepeda tewas usai menabrak pohon di jalur Mangunan-Imogiri. Pengendara sepeda ontel tersebut diduga mengalami rem blong sehingga tak bisa menguasai kendaraannya ketika melewati turunan tajam.
Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengatakan, jajaran Satuan Lalulintas Polres Bantul bersama Dit Lantas Polda DIY terus mendalami terkait peristiwa kecelakaan tunggal tersebut. Untuk mengetahui penyebab kendaraan tersebut bisa oleng dan menabrak tebing, anggota sudah melaksanakan olah Tempat Kejadian Perkata (TKP).
"Kami lagi cek apakah remnya juga bermasalah, tapi ini masih dalam pemeriksaan tentunya termasuk nanti kami akan cek bagaimana status kirnya. Sudah mati atau tidak,” kata kapolres saat menggelar jumpa pers di Mapolres Bantul, Minggu (6/2/2022) malam. Kapolres menyebut berdasarkan keterangan saksi mata, saat kejadian kondisi bus yang melaju dari atas ke bawah oleng.
Saksi, kata Ihsan, melihat sopir panik dan memainkan perseneling. "Diduga fungsi pengereman tidak berfungsi atau blong, hanya permainkan perseneleng pada saat kendaran turun ke bawah " kata kapolres. Saat itu bus menabrak tebing bukit bego dan ringsek. Kejadian itu membuat 34 orang meninggal dunia, dan 34 orang luka-luka. Mayoritas mengalami luka di bagian kepala dan ada tiga orang balita.
Kecelakaan bus pariwisata yang membawa rombongan dari Solo ini baru saja menikmati liburan di hutan pinus Mangunan dan akan ke Pantai Parangtritis melalui jalur ini.
"Sebanyak 13 orang meninggal dunia, 34 orang luka-luka. Korban meninggal malam ini akan kita kawal untuk diantar ke Sukoharjo, ke alamat masing," ujarnya. Saksi mata Muhammad Elko Pasha mengatakan, bus sudah kehilangan kendali sejak melintas dari kawasan tebing Breksi. Tiba di lokasi kejadian dengan kontur jalan menurun dan menikung, bus oleng kemudian menabrak tebing.
Menurut Eko, sopir bus sudah berupaya mengerem laju kendaraannya. Indikasinya terdengar suara rem angin. Setelah kejadian, dia melihat dua orang terlempar keluar dari dalam bus.
Diperoleh informasi, kronologi kecelakaan bus pariwisata yang membawa rombongan dari Solo ini baru saja menikmati liburan di hutan pinus Mangunan dan akan ke Pantai Parangtritis melalui jalur ini.
Bus GA Trans dengan nopol AD 1507 EH dengan warna cat didominasi hijau dan putih ini meluncur dari atas. Diduga mengalami rem blong bus ini menabrak bukit di sisi kanan, Akibat kecelakaan ini kaca depan pecah. Begitu juga dengan kondisi bus di sisi depan porak poranda.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait