Peningkatan Aktivitas Vullkanologi, Radius Larangan Gunung Slamet Diperluas Jadi 3 Km

Elde Joyosemito
Radius larangan Gunung Slamet yang berada di lima kabupaten yakni Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Brebes diperluas. (Foto: Istimewa)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Pusat Mitigasi Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM memperluas radius larangan dari puncak Gunung Slamet. Jika sebelumnya radius larangan hanya 2 kilometer (km), kini menjadi 3 km. 

Mengapa demikian? Karena ada peningkatan kasus akivitas vulkanik di Gunung Slamet. Berikut penjelasan lengkap Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid.

Wafid menyatakan ada perubahan jarak rekomendasi larangan dari radius 2 km menjadi 3 km mulai Kamis (16/5/2024). Berikut pernyataan lengkapnya:

Gunungapi Slamet (G. Slamet) adalah gunungapi strato berbentuk kerucut dengan tinggi puncaknya 3432 mdpl. Secara administratif terletak dalam lima kabupaten, yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis berada pada posisi 7° 14.30' LS dan 109° 12.30' BT. 

Gunungapi Slamet dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA) yang berada di Desa Gambuhan, Gajah Nguling, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Peningkatan aktivitas vulkanik G. Slamet terakhir terjadi pada Maret hingga September 2014, diikuti erupsi yang menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah (tipe letusan strombolian). Aktivitas vulkanik G. Slamet kembali mengalami peningkatan pada akhir tahun 2023, sehingga sejak 19 Oktober 2023 status G. Slamet berada pada Level II (Waspada).

Aktivitas vulkanik G. Slamet pada tahun 2024 umumnya didominasi oleh hembusan asap kawah dengan tinggi 50 - 500 meter dari atas puncak. Perkembangan aktivitas vulkanik G. Slamet hingga tanggal 16 Mei 2024 sebagai berikut :

Terjadi peningkatan kegempaan vulkanik G. Slamet (Lampiran 2), dengan rincian :

o Periode pengamatan 1 – 15 April 2024 (15 hari): terekam 197 kali Gempa Hembusan, 1 kali Gempa Vulkanik Dalam, 1 kali Gempa Tektonik Lokal, 12 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 – 1 mm (dominan 0.5 mm).

o Periode pengamatan 16 – 30 April 2024 (15 hari) : terekam 701 kali Gempa Hembusan, 1 kali Gempa Terasa, 8 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Gempa
Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 – 1 mm (dominan 0.5 mm).

o Periode pengamatan 1 – 15 Mei 2024 (15 hari): terekam 943 Gempa Hembusan, 58 kali Gempa Vulkanik Dalam, 7 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 – 7 mm (dominan 2 mm).
   
 Aktivitas kegempaan G. Slamet didominasi oleh Gempa Hembusan dan Gempa Tremor menerus yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di sekitar permukaan. Pada minggu keempat September 2023 hingga 1 Oktober 2023 terjadi peningkatan jumlah Gempa Tektonik Lokal yang diikuti oleh peningkatan amplitudo tremornya. 

Peningkatan amplitudo tremor menerus yang diikuti oleh terekamnya Gempa Tremor Harmonik dalam durasi panjang pada bulan Oktober 2023 menandai awal peningkatan aktivitas vulkanik G. Slamet. 

Peningkatan amplitudo tremor menerus tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemanasan air tanah dalam tubuh G. Slamet pada kedalaman dangkal, sedangkan terekamnya Gempa Tremor Harmonik dalam durasi yang panjang menunjukkan peningkatan hembusan dalam tubuh G. Slamet. Pada tanggal 9 Mei 2024 terekam 15 kali Gempa Vulkanik Dalam yang menandakan adanya suplai magma ke permukaan. 

Terekamnya Gempa Vulkanik Dalam ini diikuti dengan peningkatan amplitudo Gempa Tremor Menerus (amplitudo 0.5 - 3 mm, dominan 1.5 mm) sehingga Gempa-gempa Hembusan G. 

Slamet tidak dapat teridentifikasi. Dari periode 9 Mei hingga 15 Mei 2024 terekam 58 kali Gempa Vulkanik Dalam. Peningkatan energi kegempaan ini ditunjukkan dalam grafik Seismic Spectral Amplitude Measurement (SSAM) (Lampiran 3 dan 4) dan grafik Real-time Seismic Amplitude Measurement (RSAM) (Lampiran 5, 6, 7, dan 8).

Pemantauan deformasi dengan menggunakan Electronic Distance Measurement (EDM) (Lampiran 9) menunjukkan baseline POS–BCS, POS–CLK, POS-GJN, dan POS–JRM berfluktuasi memendek-memanjang cenderung stabil dengan perubahan jarak relatif kecil. Pada periode 1 – 15 Mei 2024 tidak teramati adanya perubahan hasil pengukuran jarak miring yang signifikan.

Pemantauan deformasi dengan menggunakan Tiltmeter dilakukan di Stasiun Cilik (Lampiran 10) yang berada pada elevasi 1.500 mdpl, Stasiun Tiltmeter Bambangan (Lampiran 11) pada elevasi 1.875 mdpl, dan Stasiun Sawangan (Lampiran 12) pada elevasi 2.000 mdpl. Pada periode 1 – 15 Mei 2024 pemantauan deformasi tiltmeter G. Slamet dari Stasiun Sawangan menunjukkan pola relatif meningkat pada komponen Y (radial).

Hasil pengamatan data-data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah tubuh G. Slamet yang dapat memicu munculnya gempa-gempa dangkal maupun terjadinya erupsi.

Berdasarkan data pemantauan instrumental G. Slamet terkini, aktivitas vulkanik G. Slamet masih tinggi sehingga direkomendasikan untuk dilakukan perubahan/perluasan jarak rekomendasi.

Potensi ancaman bahaya G. Slamet saat ini adalah erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 3 km. Hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin.

Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental hingga tanggal 16 Mei 2024 serta potensi ancaman bahayanya, aktivitas vulkanik G. Slamet masih berada pada
Level II (WASPADA) dengan rekomendasi sebagai berikut :

1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak berada/beraktivitas dalam radius 3
km dari kawah puncak G. Slamet.
2. Pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi kegiatan G. Slamet oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
3. Masyarakat di sekitar G. Slamet diharap tenang tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas G. Slamet dan agar mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten.
4. Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau Pos Pengamatan G. Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.
5. Masyarakat maupun BNPB, BPBD Provinsi Jawa Tengah, BPBD Kabupaten, dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi G. Slamet setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Playstore atau melalui website https://magma.esdm.go.id,https://vsi.esdm.go.id dan https://geologi.esdm.go.id serta media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram @pvmbg_).

Tingkat aktivitas G. Slamet akan dievaluasi kembali secara berkala atau jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dan rekomendasi G. Slamet ini tetap berlaku selama surat/laporan evaluasi berikutnya belum diterbitkan.

Demikian disampaikan siaran pers aktivitas vulkanik G. Slamet, Provinsi Jawa Tengah. 

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network