PURWOKERTO, iNews.id -Tanah itu terkatung-katung selama sekitar 28 tahun. Karena dalam sengketa, maka tanah tersebut sengaja dibiarkan saja. Padahal, letaknya sangat strategis, di pinggir jalan. Tepatnya di pertigaan pintu gerbang Mandala Wisata di Desa Karangtengah, Kecamatan Baturraden.
Tanah yang awalnya merupakan proses tukar guling, tetapi ternyata menyisakan persoalan dengan desa dan masyarakat. Namun, kini areal seluas 1 ha itu sudah kokoh berdiri bangunan megah. Yakni Puskesmas Baturraden II yang telah resmi melayani masyarakat khususnya di 7 desa wilayah Kecamatan Baturraden.
Ada cerita menarik bagaimana mengurai benang ruwet kasus tanah akibat tukar guling tersebut. Adalah Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono yang mengurainya. “Setelah saya dilantik jadi Wabup pada 2018, saya ditugasi Pak Bupati untuk menyelesaikan tanah di Karangtengah, Baturraden karena telah terkatung-katung sejak 1991. Saya memulai mengurai permasalahan tahun 2019 atau 28 tahun setelah tanah itu terkatung-katung,”ungkap Sadewo pada Selasa (22/2/2022).
Awalnya, dia mengajak buka puasa bersama dengan warga dan desa yang terlibat dalam sengketa. Ada beberapa kali pertemuan. “Tentu saja, ketika pertama kali bertemu saling ngotot. Ya memang seperti itu. Namun, saya mengajak mereka untuk berdiskusi. Bagaimana juga “nguwongke” mereka. Tidak hanya itu, saya kemudian membawa konsep pembangunan Puskesmas Baturraden II yang akan berbeda dengan lainnya. Dengan kesabaran dan konsep yang jelas, alhamdulillah pendekatan ke masyarakat berhasil dan selesai,”katanya.
Konsep yang berbeda dilakukan untuk mengakomodasi berbagai kepentingan. Misalnya, saja, tidak menggusur warga yang telah telanjur membuka usaha tanaman hias di depan Puskesmas. “Justru saya minta pembangunan Puskesmas mundur, supaya warga yang memiliki usaha tanaman hias tetap bisa jualan. Di sisi lain, ini juga menguntungkan Puskesmas, karena tidak perlu ada taman. Cukup minta supaya penjual tanaman hias merapikan tatanan tanamannya,”ujarnya.
Tak hanya itu, masih ada tanah kosong di sekitar Puskesmas. Nantinya dapat dimanfaatkan oleh desa apakah karang taruna atau yang lain. “Di tanah kosong tersebut dapat dijadikan sebagai pujasera. Pasarnya juga sudah ada. Misalnya keluarga pasien, pekerja Puskesmas, pembeli tanaman hias dan lainnya. Ada juga tanah kosong lain di dalam kompleks Puskesmas yang dapat dipakai untuk playground. Sehingga anak-anak bisa bermain juga. Jadi, bagaimana menciptakan Puskesmas yang hijau dan ramah pasien,”jelas Sadewo.
Puskesmas Baturraden II juga memiliki berbagai fasilitas yang lengkap. Bahkan, salah satu keunggulannya adalah melayani pasien dengan penyakit infeksi menular seksual (IMS). “Pada saat di tempat yang lama di Desa Kebumen, Puskesmas Baturraden II telah melayani para PSK yang dulu berada di eks Gang Sadar. Saat ini, layanan untuk IMS masih terus berjalan. Bahkan, tidak hanya orang Banyumas saja, melainkan dari luar daerah salah satunya adalah Kebumen,”kata Kepala Puskesmas Baturraden II Fajar Tri Asih.
Kunjungan Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono di Puskesmas Baturraden II
Menurutnya, saat ini Puskesmas Baturraden II melayani 7 desa. Tetapi sebagai lembaga pelayan kesehatan tentu tidak bisa menolak pasien selain dari 7 desa tersebut. “Ada sekarang 70 pasien HIV/AIDS yang berobat ke sini, bahkan mereka bukan berasal dari Baturraden. Mengapa di sini? Karena Puskemas Baturraden II merupakan salah satu fasilitas kesehatan terbaik dalam melayani pasien IMS. Dari Kebumen banyak yang ke sini,”jelasnya.
Setelah pindah dari Kebumen ke Karangtengah, pasien juga mengalami lonjakan. Dulu di tempat lama, paliung hanya 60 pasien dalam sehari. Saat sekarang meningkat, bahkan kalau hari Senin bisa tembus 150 pasien. “Kami juga melayani vaksinasi dan penanganan Covid-19,”ujar dia.
Kepala Desa Karangtengah Barkah Pujianto berterima kasih kepada Pemkab Banyumas yang telah membangun faskes di desanya. “Dengan demikian akan mendekatkan pelayanan kesehatan tingkat dasar. Puskesmas ini juga memberikan layanan vaksinasi dan penanganan Covid-19 bagi mereka yang positif,”kata Kades.
Camat Baturraden Budi Nugroho mengatakan untuk sampai menjadi Puskemas Baturraden II membutuhkan pendekatan yang tidak mudah. “Saya masih ingat bagaimana pertemuan pertama masih sangat keras. Karena memang masalah tukar guling yang belum tuntas. Tetapi kemudian Pak Wakil Bupati terus melakukan pendekatan, sehingga akhirnya saat ini jadi Puskesmas yang telah melayani masyarakat.”
Editor : Elde Joyosemito
Artikel Terkait