PASUKAN elite Rusia Spetnaz ini paling ditakuti termasuk saat peperangan invasi militer ke Ukraina. Pasukan bernama Spetsnaz bukan kali ini saja dilibatkan tetapi pada konflik di Kosovo dan Serbia pada 2001, Rusia juga mengerahkan Spetsnaz.
Pasukan elite ini biasanya ditugaskan untuk melakukan sabotase ke pihak musuh. Keandalan pasukan Spetsnaz juga diakui Mark Giaconia, seorang personel pasukan elite Angkatan Darat (AD) Amerika Serikat (AS) atau biasa disebut Baret Hijau, seperti dikutip dari situs Military. Saat itu kedua pasukan elite bekerja sama menjalankan misi di negara Balkan tersebut.
Giaconia mengatakan, saat konflik Kosovo-Serbia, misi Spetsnaz adalah mengganggu pergerakan pemberontak UCPMB Albania di daerah tersebut. Selama 6 bulan, dia dan pasukan Rusia berpatroli di hutan dan pegunungan sekitar Kosovo.
Pada suatu kesempatan, kata Giaconia, para personel Spetsnaz unjuk kekuatan sehingga dia mengetahui kemampuan taktis mereka. Itu merupakan pengalaman pertamanya bekerja sama dengan pasukan Rusia. Bahkan secara umum, konflik Kosovo-Serbia menjadi sejarah untuk pertama kalinya pasukan elite dua negara yang berseteru menjalankan misi bersama.
Giaconia mengumpulkan pengalamannya menjalankan misi di Kosovo dalam buku berjudul, 'One Green Beret: Bosnia, Kosovo, Iraq, and beyond: 15 Extraordinary years in the life - 1996-2011'.
Lantas apa itu Spetsnaz? Pasukan ini bukan berdiri sendiri. Mereka merupakan unit operasi khusus militer Rusia yang anggotanya terdiri atas prajurit Angkatan Laut, pasukan Lintas Udara, bahkan angota intelijen FSB (sebelumnya KGB). Namun ada juga yang mengacu pada unit operasi khusus GRU atau badan intelijen militer Rusia.
Rusia sebenarnya memiliki beberapa satuan elite, seperti pasukan terjun payung ke-45 Resimen Garda Pengintai Independen dan pasukan antiteror Al'fa, namun Spetsnaz atau Spetsial'noe Naznacheniya atau Penunjukan Khusus, tetap menjadi pasukan elite utama.
Mereka sebenarnya bagian dari intelijen militer, meski Spetsnaz dianggap sebagai aset strategis. Para personelnya kerap juga dipinjamkan ke komando teritorial untuk penempatan operasional di masa perang.
Spetsnaz awalnya dibentuk di masa Uni Soviet pada Perang Dingin sebagai aset strategis yang dapat ditempatkan jauh di belakang garis Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), terutama menargetkan senjata nuklir taktis dan struktur komando. Oleh kaarena itu, para prajuritnya wajib memiliki kemampuan intelijen karena umumnya misi mereka masuk diam-diam melalui darat, udara, atau laut, serta menjadi pengintai sekaligus penyerang.
Misi, Kekuatan dan Kelemahan Spetsnaz
Beberapa misi strategis lain yang pernah mereka jalankan adalah perang Afghanistan (1979–1989), perang Chechnya (1994–1996) dan 1999–2009), serta yang terjadi belum lama ini termasuk Georgia (2009), Krimea (2014), intervensi Donbass (2014–sekarang), dan Suriah (2015–sekarang).
Diperkirakan anggota Spetsnaz saat ini sebanyak 17.000 personel, meski angka tersebut dinamis. Oleh karena fleksibilitas dan kapasitasnya untuk dikerahkan dengan cepat dan dalam, Spetsnaz menjadi ujung tombak untuk misi membuka jalan bagi pasukan lain di belakang. Mereka melakukan pengintaian, sabotase, dan menjamin keamanan rute bagi pasukan reguler yang jumlahnya lebih besar.
Seperti pasukan elite lain, para personel Spetsnaz juga bisa melakukan serangan memtikan dengan mengandalkan kecepatan serta kemampuan tak terdeteksi. Meski demikian Spetsnaz juga punya kelemahan. Letak kelemahan mereka justru pada kemampuan dalam bergerak cepat dan siluman. Begitu musuh mengetahui pergerakan mereka lalu memutusnya, ini bisa menjadi malapetaka.
Dalam kasus pencaplokan Semenanjung Krimea, peran mereka dengan cepat digantikan oleh pasukan mekanis reguler dari Batalyon Infanteri Independen ke-727 Angkatan Laut, Brigade Artileri ke-291, dan Brigade Senapan Motor Independen ke-18. Alasan penggantian tersebut lantatan pasukan Ukraina melancarkan respons cepat terhadap Spetsnaz.
Bukan hanya itu Ukraina ternyata memiliki pasukan bela diri lokal yang beraneka ragam yang militan dan sulit dilawan. Pada perang di Donbass sejak 2014, Spetsnaz dikerahkan untuk berbagai peran, seperti pengintaian medan perang dan dukungan tempur. Namun dalam beberapa kasus mereka juga menjalankan misi politik. Mereka dituduh berada di balik pembunuhan beberapa komandan milisi lokal Donbass, namun kematian mereka menjadi bumerang bagi pemerintah Ukraina.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait