Sadewo menepis anggapan bahwa jika melawan kotak kosong, Pilkada dianggap tidak demokratis karena tidak memberikan masyarakat kesempatan untuk memilih beberapa kandidat. Menurutnya, dukungan yang akhirnya mengerucut ke pasangan Sadewo-Lintarti adalah sesuatu yang tidak diduga sejak awal.
"Dari awal, saya sudah berkomunikasi dengan semua partai politik. Ada yang sepakat, ada yang tidak. Ada yang sempat berpindah arah dan kemudian kembali lagi. Sebagai kader partai, saya ditugaskan untuk membangun komunikasi politik dengan semua partai, dan mungkin ini adalah hasilnya," jelasnya.
Ia menambahkan, awalnya tidak ada prediksi bahwa Banyumas akan menghadapi kotak kosong. Situasinya berbeda dengan daerah lain seperti di DKJ, di mana awalnya diperkirakan akan melawan kotak kosong. Namun, setelah ada putusan dari Mahkamah Konstitusi (MK), peta politik berubah dan ada lebih dari satu calon yang muncul.
"Di Banyumas, sebelum ada putusan MK, ada beberapa kandidat kuat yang siap bertarung," pungkasnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait