"Kita tahu pada 2020 jumlah warga miskin masih di angka 211.090 jiwa dan di tahun 2024 alhamdulillah sudah turun di angka 187.950 jiwa yang berarti angka kamiskinan turun sebanyak 23,140 jiwa," terang Bupati.
Bupati bahkan menyebut pada 2024, angka penurunan kemiskinan di Kebumen mencapai 0,63%, terbaik ketiga di Jawa Tengah, jauh lebih baik dibanding rata-rata penurunan kemiskinan di Jateng dan nasional.
"Alhamdulillah justru kita dinyatakan oleh BPS angka penurunannya terbaik ketiga se Jateng. Dan ini akan kita genjot sehingga kemiskinan di Kebumen terus menurun," terang Bupati.
Menurutnya, menurunkan angka kemiskinan tidak hanya fokus pada kemiskinannya saja. Tapi juga menyangkut beberapa faktor. Misalnya terkait jaminan kesehatan yang diberikan Pemda kepada masyarakat. Pada saat awal menjabat, jaminan kesehatan yang diberikan baru 88%, dan saat ini sudah 99,8%.
"Kemudian stunting itu diawal kami menjabat sebesar 15,72 hampir 16%, dan sekarang alhamdulillah sudah turun dua digit menjadi 9,93%. Lalu indeks pembangunan manusia atau IPM juga semakin baik," ujarnya.
Bupati menuturkan, kemiskinan di Kebumen disebabkan banyak faktor. Salah satunya karena anggaran hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Tidak merata ke semua lapisan masyarakat. Harusnya kata Bupati anggaran itu digunakan untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait