Kisah Pemuda Sadar Bahaya Judi Online, Pernah Bohongi Orang Tua Berharap Akan Kemenangan

Arbi Anugrah
Ilustrasi judi online. (Foto: Arbi Anugrah/iNewsPurwokerto)

"Ya kalau tidak main itu pasti rasanya kayak ada yang kurang, jadi menurut saya ini juga sebuah kecanduan dan momok yang menakutkan. Meskipun tidak besar depositnya, tapi kalau dikalkulasi menurut saya besar, kalau dihitung dari 2019 sampai awal 2024. Karena uang yang masuk ke sana dan uang yang saya dapatkan, banyak uang yang masuk ke sana, tidak sampai ratusan juta, masih puluhan juta," ungkap mantan ketua BEM ini.

A mengaku, disaat kecanduan judi online ia tidak sampai menjual barang-barang pribadi, mencuri atau melakukan pinjaman online (pinjol). Akan tetapi ia mengaku jika dirinya telah membohongi kedua orang tuanya sendiri dengan mempertaruhkan uang kuliah, kos-kosan dan uang makannya, hingga menunggak SPP beberapa semester, serta tidak memiliki tempat tinggal. 

Untuk hidup setiap harinya, A bahkan harus meminjam uang temannya dan hidup berpindah-pindah tempat untuk sekedar bermalam, baik di kos teman ataupun tidur di kampus, hingga ia kembali mendapat jatah uang bulanan dari orangtuanya. 

"Jadi bohongin orang tua, uang yang harusnya buat kos-kosan, buat makan, buat kuliah dipakai untuk deposit judi online," ucapnya lirih.

Tidak berhenti sampai di situ, rasa kecanduan judi online inipun terus berlanjut hingga ia lulus kuliah dan bekerja disalah satu perusahaan. Bahkan dengan gaji dan insentif yang besar, ditambah cash back yang tidak sedikit dari sebuah aplikasi startup yang ia jalankan, membuat A semakin menjadi-jadi, mengejar harapan berisi khayalan.

"Kita kerja habis buat itu (judi online), kerja satu bulan, belum satu minggu uang gajian sudah habis. Untuk melanjutkan hidup sampai ketemu uang gajian lagi, kita pinjam ke temen dan kita janjiin akhir bulan. Kalau sudah gajian, bayar ke si A, si B, si C untuk makan dan bahkan untuk deposit lagi, tapi ternyata tidak sesuai dan masih kalah terus," imbuhnya.

Titik balik A hingga akhirnya ia sadar apa yang telah ia jalani selama ini tidak membuahkan hasil, ketika ia melihat teman-temannya banyak yang telah menikah, memiliki anak bahkan berumahtangga. Namun ia sendiri sudah tidak memiliki pekerjaan dan tidak memiliki uang, apalagi tabungan yang selama ini ia harapkan dari permainan judi online. 

Ia akui godaan yang dirasakan selama ini adalah ketika pegang uang sedikit, dirinya langsung deposit dan ketika pegang uang banyak, ia deposit lebih besar lagi.

"Ya sudah di titik paling rendah, sudah tidak punya pekerjaan, tidak pegang uang, tidak punya tabungan. Kalau lihat teman-teman yang lain sudah punya anak, ahh.. pada saat itu kepikiran. Lalu kalau ingat setiap klik (judi online) uangnya cuma lewat, rasanya gimana gitu, padahal satu sisi ingin nabung, makanya sudah lah tidak diterus-terusin, dari sekian tahun yang dijalani juga tidak menghasilkan," ungkapnya.

"Meski kadang terlintas kalau lagi tidak ada kegiatan, tidak ada kerjaan kadang itu kayak pingin main, cuma saya tahan. Sudah tidak bisa sedih, cuma bisa ngetawain diri sendiri, saya dulu kenapa kayak gini," lanjut kisahnya.

Editor : EldeJoyosemito

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network