BEOGRADE, iNews.id - Ternyata drone tempur yang jatuh di dekat ibu kota Kroasia, Zagreb, pekan lalu ternyata membawa bom seberat 120 kilogram (kg). Dari 120 kg, 40 kg di antaranya merupakan bahan peledak.
Drone buatan era Uni Soviet itu terbang dari arah Ukraina kemudian jatuh memicu ledakan dahsyat serta lubang besar. Seorang penasihat menteri pertahanan Kroasia, Zeljko Zivanovic, mengatakan drone itu diduga berjenis Tu-141 Strizh.
“Kemarin, kami menggali pesawat itu dan mendapat informasi baru. Kami menemukan pecahan bom udara, yang detailnya tidak kami ketahui seluruhnya. Tapi menurut apa yang diketahui, kita berbicara tentang bom buatan Rusia (Soviet) dengan berat 120 kilogram. Dari jumlah tersebut, 40 kilogram di antaranya adalah bahan peledak,”ujar Zivanovic.
Sebelumnya media lokal Kroasia juga melaporkan, bom yang dibawa drone berbobot 120 kilogram.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan, aliansinya akan membantu Kroasia menyelidiki insiden tersebut.
Seperti diberitakan, drone sempat terbang melintasi Hongaria dari arah Ukraina sebelum jatuh di Zagreb. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden tesebut.
Media lokal Kroasia melaporkan, ledakan terdengar di dekat Danau Jarun, Zagreb, saat kejadian. Petugas kemudian mendapati lubang besar, dua parasut, serta beberapa kendaraan rusak akibat dampak ledakan.
Drone terbang pada ketinggian 1.300 meter dari arah Hongaria kemudian jatuh 7 menit setelah memasuki wilayah udara Kroasia. Hungaria dan Kroasia merupakan anggota NATO.
Presiden Kroasia Zoran Milanovic mengatakan, berdasarkan informasi awal drone itu jatuh karena kehabisan bahan bakar.
"Kami memperkirakan ini adalah kecelakaan, bukan (aksi militer) yang ditujukan terhadap Kroasia," kata Milanovic. Menteri Pertahanan Mario Banozic menegaskan belum bisa memastikan apakah drone itu milik Ukraina atau Rusia.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait