Balai POM Banyumas Temukan Makanan Mengandung Bahan Kimia Berbahaya di Pasar Manis

Elde Joyosemito
Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) Banyumas mengidentifikasi sejumlah makanan mengandung bahan kimia berbahaya dalam pengawasan di Pasar Manis, Purwokerto. (Foto: iNewsPurwokerto)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) Banyumas mengidentifikasi sejumlah makanan mengandung bahan kimia berbahaya dalam pengawasan di Pasar Manis, Purwokerto. 

Kepala Balai POM Banyumas, Winanto, mengungkapkan bahwa dari 15 sampel yang diuji dengan rapid test, empat di antaranya positif mengandung zat berbahaya.

"Dua sampel kerupuk terdeteksi mengandung Rhodamin B, sedangkan cincau hitam dan teri nasi mengandung formalin," ujar Winanto pada Kamis (13/3/2025). 

Ia menegaskan makanan-makanan ini harus segera ditarik dari peredaran karena berisiko menimbulkan gangguan kesehatan, termasuk masalah pencernaan, lever, dan ginjal.

Balai POM akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk investigasi lebih mendalam. 

Pengawasan ini bertepatan dengan pemantauan harga dan ketersediaan bahan pokok oleh Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

Bupati Sadewo mengakui bahwa meskipun temuan makanan berbahaya berkurang, kasusnya belum sepenuhnya hilang. "Kami masih menemukan kerupuk dengan pewarna tekstil. Ini lebih ke kesalahan produsen, bukan pedagang," kata Sadewo.

Ia berkomitmen untuk terus membina produsen agar beralih ke bahan yang aman.

Selain pengawasan pangan, Sadewo memantau harga dan stok bahan pokok di Pasar Manis, Pasar Karanglewas, Indogrosir, dan Pangkalan Gas Elpiji Karanglewas bersama Forkompimda, TPID Banyumas, dan Bank Indonesia Purwokerto. Pemantauan akan rutin dilakukan hingga Lebaran untuk menjaga stabilitas harga.

Menanggapi isu takaran MinyaKita, Sadewo memastikan takaran minyak goreng di Banyumas sesuai standar. Ia juga menjelaskan bahwa lonjakan harga minyak sering terjadi jika pedagang mengambil barang dari distributor kedua.

Harga cabai rawit yang sempat melambung kini turun ke Rp80.000 per kilogram setelah sebelumnya mencapai Rp105.000. "Harga cabai sangat sensitif terhadap cuaca, tetapi saat ini sudah kembali normal," jelasnya. 

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network