Penutupan perbatasan darat dengan Mesir sejak hampir sebulan lalu juga menghalangi masuknya bantuan vital bagi dua juta warga Palestina yang terjebak di Gaza.
Di tengah kelaparan dan penderitaan, militer Israel mengumumkan operasi darat baru di kota Rafah, tepatnya di lingkungan al-Jnaina, yang berbatasan langsung dengan Israel.
Israel juga terus memperluas zona penyangga di sepanjang Jalur Gaza. Zona ini pertama kali dibuat di awal perang dan kini semakin diperbesar hingga sekitar 1 km (0,6 mil) atau lebih. Dalam prosesnya, militer Israel meluncurkan serangan darat dan udara yang menghancurkan rumah-rumah warga dan infrastruktur sipil.
Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk menghilangkan ancaman dari pejuang bersenjata Palestina dan menciptakan realitas baru di wilayah tersebut. Namun, akibatnya, semakin banyak rumah dan jalan yang hancur, memperparah penderitaan rakyat Gaza.
Serangan Israel ke Rafah yang dimulai sepekan lalu juga berujung pada hilangnya sembilan petugas medis Palestina. Hingga kini, nasib mereka masih belum diketahui karena gempuran Israel yang terus berlangsung.
Selain itu, perluasan zona penyangga ini memicu kekhawatiran bahwa Israel berniat mengklaim kedaulatan atas wilayah tersebut. Jika tidak ada langkah diplomatik yang berarti, tanah di Gaza bisa saja dianeksasi oleh Israel, memperpanjang penderitaan rakyat Palestina tanpa solusi yang jelas.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait