JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Peran besar Raden Mas Margono Djojohadikusumo dalam sejarah ekonomi Indonesia kembali disorot dalam sebuah Seminar Nasional bertajuk “Perintis dan Kepeloporan R.M. Margono Djojohadikusumo dalam Meletakkan Fondasi Sistem Keuangan Modern untuk Pembangunan Perekonomian Indonesia”. Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Kamis, (15/5) lalu.
Salam keterangan persnya, Sabtu (17/5/2025), salah satu pemateri utama, Prof. Dr. Sugeng Priyadi, M.Hum., Guru Besar Sejarah dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), menegaskan bahwa Margono adalah figur sentral dalam pembangunan ekonomi nasional pasca-kemerdekaan.
“Beliau bukan hanya pendiri Bank Negara Indonesia pada 1946, tetapi juga arsitek sistem perbankan modern yang berbasis pada semangat ekonomi kerakyatan,” ujar Prof. Sugeng saat menyampaikan materi di Auditorium Harun Nasution, UIN Jakarta.
Dalam pemaparannya, Prof. Sugeng mengungkapkan latar belakang Margono yang lahir di Bodas Karangjati, Purbalingga, dan memiliki garis keturunan langsung dari panglima perang Diponegoro di wilayah Banyumas. Menurutnya, Margono mewarisi jiwa perjuangan para leluhurnya, namun menyalurkannya dalam bentuk kontribusi nyata di bidang ekonomi dan keuangan.
“Margono berasal dari keluarga pejuang dan sangat kuat dalam nilai keislaman dan nasionalisme. Ia mewarisi spirit perjuangan, namun membawa gerakan ke arah ekonomi dan perbankan modern,” jelasnya.
Prof. Sugeng menilai pentingnya seminar ini sebagai landasan akademik untuk mengusulkan R.M. Margono sebagai Pahlawan Nasional. Ia menekankan bahwa inisiatif ini bukan bentuk pemujaan tokoh, melainkan penempatan sejarah dalam konteks yang benar.
“Kita tidak sedang mengagungkan nama, tapi menempatkan sejarah pada konteksnya yang benar. Peran strategis Margono dalam mendirikan BNI dan mendorong kemandirian ekonomi Indonesia adalah warisan yang relevan hingga kini,” tegasnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait