BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id - Kota Lama Banyumas, beberapa tahun silam seolah menjadi kota sunyi yang nyaris terlupakan. Belakangan, kawasan tinggalan bersejarah ini makin dilirik wisatawan karena geliat atraksi seni dan budayanya.
Di sisi lain, kota yang pernah memiliki trauma kolektif karena dihantam banjir bandang Sungai Serayu dalam peristiwa blabur Banyumas perlahan beralih rupa menjadi pusat wisata edukasi sejarah lokal, kuliner, dan segenap warisan tradisi kearifan budayanya yang menjadi daya tarik tersendiri.
Hal tersebut menjadi racikan event jelajah bersama Banjoemas History Heritage Community (BHHC) dan Festival Banjoemas Kota Lama, Minggu (18/5/2025).
Tidak kurang dari 52 peserta dari berbagai kalangan mengikuti jelajah dan menerobos teriknya sinar matahari di kompleks kota lama Banyumas.
Para peserta berjalan menjelajahi dan menyelami satu persatu tempat serta jejak bangunan bersejarah di Banyumas.
Mulai dari kompleks Bale Adipati Mrapat yang merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas sebelum berpindah ke Kota Purwokerto.
Penjelajahan dilanjutkan ke kompleks peninggalan sejarah era politik etis seperti SMP 1 Banyumas, SD Negeri 2 Sudagaran dan SDN 1 Sudagaran.
Peserta juga mampir ke rumah Martono Mardjana Mertadiredja, Ndalem Kepatihan Poerwoesoeprodjo serta Masjid Nur Sulaiman yang merupakan satu-satunya Bangunan Cagar Budaya (BCB) peringkat Nasional di Banyumas.
Masjid ini menjadi bukti kejeniusan arsitek anak bangsa, Nur Daiman kala membangun tempat ibadah bergaya Jawa-Tionghoa-Eropa tersebut.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait