“Ini merupakan bukti nyata pengembangan pariwisata yang inklusif dan membawa dampak positif,” tambahnya.
Direktur PT SNS 21, Saring Anggoro, memaparkan bahwa Provit Farm Village dirancang dengan nuansa peternakan ala Belanda di atas lahan seluas 2,5 hektare.
Pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pemerahan susu kambing Etawa dan Sanen pada pukul 09.00 dan 16.00 setiap hari, bahkan mencicipi susu segar di lokasi.
Selain pengalaman edukasi peternakan, Provit Farm Village juga dilengkapi fasilitas wisata seperti kolam renang, reptil, dan kolam ikan kaca terpanjang. Produk susu kambing yang dihasilkan pun diolah menjadi yogurt dan roti, sehingga memberikan nilai tambah pada produk lokal.
Dengan tiket masuk Rp25.000, Provit Farm Village buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.
“Kami berharap tempat ini menjadi kebanggaan masyarakat Banyumas, sebagai satu-satunya wisata edukasi yang memungkinkan pengunjung menyaksikan proses pemerahan susu kambing secara langsung. Bagi yang ingin lebih mendalami dunia peternakan, tersedia sesi edukasi mengenai jenis-jenis kambing Indonesia dan teknik memerah susu yang benar,” pungkas Saring.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait