PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id – Dalam rangka memperingati Bulan Literasi Keuangan (BLK) tahun 2025, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Purwokerto menggelar kegiatan Training of Trainers (ToT) literasi keuangan bagi para anggota Tim Penggerak PKK dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Purbalingga. Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Dipokusumo, Kabupaten Purbalingga, dengan diikuti sekitar 220 peserta.
Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman kaum perempuan, khususnya para ibu yang tergabung dalam PKK dan GOW, mengenai pengelolaan keuangan keluarga, penggunaan fasilitas keuangan digital secara bijak, serta perlindungan terhadap kejahatan di sektor jasa keuangan.
Acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah dan perwakilan lembaga keuangan. Hadir di antaranya Asisten Administrasi Umum Sekda Kabupaten Purbalingga Atok, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Purbalingga Syahzani Fahmi Muhammad Hanif, Wakil Ketua PKK Denita Dimas Prasetyahani, Pemimpin Cabang BSI Purbalingga Wantah Satria, serta perwakilan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto.
Dalam sambutannya, Atok menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif OJK yang dianggap sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Ia menekankan pentingnya edukasi keuangan, khususnya bagi ibu rumah tangga, agar lebih bijak dalam menggunakan layanan keuangan digital seperti paylater dan QRIS, serta waspada terhadap ancaman pinjaman online dan investasi ilegal.
“Kami berterima kasih kepada OJK Purwokerto karena telah memberikan pembekalan kepada para ibu-ibu mengenai keuangan keluarga, penggunaan paylater yang bijak, serta cara mengenali dan menghindari kejahatan digital di sektor jasa keuangan,” ujar Atok.
Kepala OJK Purwokerto Haramain Billady menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen OJK untuk meningkatkan literasi keuangan, terutama di kalangan perempuan. Menurutnya, peran perempuan sangat strategis dalam membentuk kebiasaan finansial yang baik di lingkungan keluarga.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin memperkuat peran para ibu sebagai ‘menteri keuangan keluarga’. Diharapkan mereka dapat menerapkan kebiasaan keuangan yang sehat dan mengajarkannya kepada seluruh anggota keluarga,” jelas Haramain.
Tak hanya membahas aspek dasar pengelolaan keuangan, pelatihan ini juga menyentuh topik penting lainnya seperti mengenali instrumen investasi legal, penggunaan sistem pembayaran digital melalui QRIS, serta pengenalan produk keuangan syariah yang disampaikan oleh perwakilan BSI dan Bank Indonesia.
Dengan pelatihan ini, OJK berharap para peserta mampu menjadi agen literasi keuangan di lingkungannya masing-masing. Diharapkan pula, ke depan semakin banyak masyarakat yang terhindar dari jeratan pinjaman online ilegal, investasi bodong, serta praktik keuangan yang merugikan lainnya.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya kolaboratif antara OJK, pemerintah daerah, serta lembaga jasa keuangan dalam menciptakan masyarakat yang lebih sadar dan cakap secara finansial, terutama di kalangan perempuan yang memiliki peran sentral dalam mengelola keuangan rumah tangga.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait