7 Fakta Kekuatan Militer Iran Vs Israel yang Jarang Diketahui

Komaruddin Bagja
Perbandingan Kekuatan Militer Israel vs Iran Terbaru. Serangan balik Iran kepada Israel pekan lalu. (Foto: iNews.id/AP News)

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id-Ketegangan antara Israel dan Iran kembali memanas di tahun 2025, mendorong dunia menaruh perhatian besar terhadap dua kekuatan utama di Timur Tengah ini. 

Persaingan keduanya tak sekadar soal pengaruh regional, melainkan juga menyentuh isu global seperti energi, keamanan siber, dan ancaman konflik berskala luas.

Menurut laporan terkini dari Global Firepower 2025, Israel menduduki peringkat ke-15 militer terkuat dunia dengan indeks kekuatan 0,2661, sedikit lebih unggul dibandingkan Iran yang berada di posisi ke-16 dengan indeks 0,3048. 

Meskipun selisihnya tipis, perbedaan strategi, teknologi, dan aliansi menjadikan keduanya unik dalam menghadapi ancaman. Berikut fakta-faktanya:

1. Dominasi Kuantitas Iran vs Superioritas Teknologi Israel

Dari sisi jumlah personel, Iran jauh lebih unggul. Negara tersebut memiliki sekitar 610.000 tentara aktif, 350.000 pasukan cadangan, serta 220.000 paramiliter. Sementara itu, Israel mengandalkan 170.000 tentara aktif, 465.000 cadangan, dan 35.000 personel paramiliter.

Namun, keunggulan kuantitatif Iran dibalas Israel dengan kekuatan finansial dan teknologi militer. Dengan anggaran pertahanan mencapai US$ 31 miliar per tahun—lebih dari dua kali lipat Iran (US$ 15 miliar)—Israel mampu membeli jet tempur siluman F-35, mengembangkan sistem pertahanan udara Iron Dome, dan memelihara armada kapal selam nuklir kelas Dolphin.

2. Kekuatan Udara: Israel Unggul Mutlak

Di sektor udara, Israel mengoperasikan sekitar 611 pesawat militer, termasuk 240 jet tempur generasi lanjut seperti F-15, F-16, dan F-35. Iran memiliki sekitar 551 pesawat, tetapi sebagian besar merupakan varian lama dari Rusia dan Tiongkok. Untuk helikopter serang, Israel juga memimpin dengan 48 unit, jauh di atas Iran yang hanya memiliki 13 unit.

Keunggulan udara ini memberikan Israel kemampuan dominan dalam operasi pengintaian, serangan presisi, hingga pengendalian ruang udara di kawasan strategis.

3. Darat dan Laut: Iran Lebih Banyak, Israel Lebih Canggih

Dalam hal kendaraan tempur darat, Iran memiliki sekitar 1.900 tank dan lebih dari 65.000 kendaraan lapis baja, mengungguli Israel yang memiliki 1.300 tank dan 35.000 kendaraan. Namun Israel menyeimbangkan kekurangan jumlah itu dengan sistem navigasi medan canggih dan logistik militer yang efisien.

Di laut, Iran memiliki 101 kapal perang aktif termasuk 19 kapal selam konvensional. Sebaliknya, Israel hanya memiliki 67 kapal perang. Namun kualitas armada laut Israel jauh lebih tinggi, dengan kapal selam Dolphin yang disebut mampu membawa rudal jelajah berkepala nuklir. Kemampuan ini memperkuat posisi Israel dalam skenario "serangan kedua" atau second strike capability.

4. Senjata Nuklir: Keunggulan yang Tidak Pernah Diakui

Meskipun tidak pernah secara resmi dikonfirmasi, Israel diyakini memiliki sekitar 90 hulu ledak nuklir yang bisa diluncurkan dari darat, laut, maupun udara. Iran, sementara itu, mengklaim tidak memiliki senjata nuklir, namun terus diawasi ketat oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atas program nuklirnya yang dinilai mencurigakan.

Keberadaan senjata nuklir Israel menjadi faktor penentu dalam deterensi kawasan, membuat potensi perang terbuka menjadi sangat berisiko tinggi.

5. Perang Siber dan Milisi Proksi: Dimensi Tak Kasatmata

Konflik antara Israel dan Iran juga terjadi di ruang siber. Kedua negara kerap terlibat dalam perang digital yang menyasar infrastruktur vital seperti energi, air bersih, dan fasilitas nuklir.

Iran juga memiliki jaringan milisi proksi di kawasan, seperti Hizbullah di Lebanon, milisi Syiah di Irak, dan Houthi di Yaman. Jaringan ini memberi Iran kemampuan untuk menyerang Israel dari berbagai front secara simultan.

Lebih jauh lagi, Iran berpotensi menutup Selat Hormuz—jalur strategis yang mengalirkan sekitar 20% pasokan minyak dunia—jika konflik bersenjata meletus. Langkah ini bisa mengganggu stabilitas energi global dan memicu krisis ekonomi internasional.

6. Peta Strategi dan Arah Geopolitik Dunia

Jika konflik militer terbuka terjadi, Israel dinilai lebih siap menghadapi perang modern berbasis teknologi tinggi, sementara Iran tampak lebih siap untuk perang total dengan pendekatan mobilisasi besar-besaran dan serangan dari banyak arah.

Namun dalam konteks geopolitik, kekuatan militer semata tidak cukup. Aliansi strategis Israel dengan Amerika Serikat dan Barat memberi pengaruh besar dalam konstelasi global. Di sisi lain, Iran memanfaatkan kekuatan regional melalui proksi dan tekanan terhadap jalur energi dunia.

7. Ancaman Global dan Pentingnya Diplomasi

Konflik Israel–Iran bukan semata urusan dua negara. Ketegangan ini berpotensi menyeret kawasan dan bahkan dunia ke dalam krisis keamanan, ekonomi, dan kemanusiaan. Ancaman terhadap stabilitas Timur Tengah akan langsung memengaruhi harga energi, pasar keuangan, hingga keseimbangan kekuatan global.

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network