Ia menambahkan, kini banyak warga memanfaatkan kawasan tersebut untuk budidaya ikan kerapu yang bernilai ekonomi tinggi. “Dulu hampir tidak ada empang budidaya, sekarang mulai tumbuh dan memberi penghasilan tambahan bagi masyarakat,” tambah Suradi.
Kepala Dinas PSDA Kabupaten Cilacap, Hamzah Syafroedin, yang hadir mewakili Bupati Cilacap, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung kegiatan ini.
“Cilacap memiliki ikon mangrove di kawasan Segara Anakan. Rehabilitasi mangrove penting untuk menyerap karbon dioksida dan menjaga keseimbangan lingkungan pesisir. Kami berharap tidak hanya Pertamina, tetapi juga industri lain ikut serta dalam pelestarian ini,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari kalangan akademisi. Wakil Direktur Bidang Akademik Politeknik Negeri Cilacap (PNC), Bayu Aji Girawan, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan sensus vegetasi mangrove di Kutawaru.
“Mahasiswa kami mendokumentasikan sekitar 60 spesies mangrove lengkap dengan data morfologi, morfometri, anatomi, dan taksonomi. Mangrove penting untuk meremediasi karbon dioksida, menghasilkan oksigen, serta menahan abrasi dan sedimentasi,” ujarnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait