PURWOKERTO,iNews.id-Kehidupan sederhana mantan ketua umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif sudah banyak menginspirasi banyak orang. Sampai-sampai kehidupan sederhananya membuat orang lain malah menjadi semakin segan, hormat, dan sungkan kepada salah satu tokoh nasional ini.
Gambaran betapa sosok Buya Syafii mendapat hormat luar biasa dari warganya terlihat pada unggahan akun Twitter @budhihermanto. Tokoh muda Muhammadiyah, yang juga penggerak kegiatan pariwisata seperti Jazz Atas Awan tersebut, menceritakan kisahnya saat melihat sosok Buya.
"Saya gak berani menyalip pengendara sepeda bertopi merah ini, ketemu di kompleks perumahan nogotirto, semoga beliau selalu diberi kesehatan, berkah," cuit Budhi dalam unggahan video memperlihatkan sosok lelaki tua bertopi merah sedang mengayuh sepeda di depannya itu, Senin (30/8/2021).
"Saya baca reply-an teman-teman, mrebes mili. Semua mendoakan Buya Maarif. Ya Allah. Amiiin.... Amiin," cuit Budhi lagi.
"Iya beliau Buya Ahmad Syafii Maarif, tadi ada teman2 yg nanya. Terimakasih atas doa nya kawan-kawan, semoga Buya Maarif senantiasa sehat, diberi umur panjang oleh-Nya. Sebagai lentera utk kita, pun bangsa ini. Amiiin."
Unggahan video tersebut sampai ini sudah mendapatkan 104 ribu lebih view dan mengundang sejumlah komentar bernada penuh haru dan hormat kepada sosok Buya Syafii.
Seperti komentar yang dituliskan akun @almaujudy.
"Masih sangat ingat di sebuah sore, ketika mendapati Buya sedang menunggu kereta commuter line arah Bogor di peron stasiun Tebet. Nampak beliau merasa biasa saja, tak ada sikap "seorang bintang". Hormat saya untuk beliau," tulisnya.
Soal kesederhanan Buya juga mendapatkan kesan mendalam dari akun @majidhimawan.
Ingat saat mengundang beliau menjadi pembicara IKMAMMM di Muallimaat, sehbs acra tdk berkenn di antr mobil, maunya naik taxi br g ngrepotin. Krn jarak ke jl raya sy kira ckp melelahkan bg beliau. Sy pinjam motor peserta utk boncengin beliau sambil hujan2 mnju jl raya."
Syafii Maarif merupakan salah satu intelektual muslim berpengaruh di Indonesia. Sosok kelahiran Sumpur Kudus, Sumatra Barat, ini, memimpin Muhammadiyah pada kurun 1998-2005.
Ia merupakan pendiri Maarif Institute dan juga sosok yang menginspirasi lahirnya Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah.
Editor : Airlangga Hamizan
Artikel Terkait