“Kalau dulu ada Marselino, ada Ivar, ada pemain-pemain lain yang punya jam terbang bagus,” ujarnya.
Selain kualitas individu, Vanenburg menilai fisik menjadi faktor utama yang membedakan Indonesia dengan Korea Selatan. Intensitas tinggi permainan lawan membuat Garuda Muda kedodoran sejak menit ke-60.
“Melawan tim seperti Korea Selatan, kondisi fisik sangat menentukan. Di menit 60, pemain kita banyak yang tidak bisa bersaing. Harus ada solusi untuk meningkatkan kualitas fisik mereka,” tegasnya.
Indonesia menutup fase Grup J dengan satu kemenangan atas Makau dan satu hasil imbang melawan Laos, sebelum dikalahkan Korea Selatan.
Hasil tersebut menempatkan Garuda Muda sebagai runner-up grup, namun gagal masuk empat besar runner-up terbaik yang berhak melaju ke putaran final.
Gol tunggal Hwang Doyun pada menit ke-7 memastikan kemenangan Korea Selatan sekaligus mengubur ambisi Indonesia tampil di Piala Asia U-23 2026.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait
