CILACAP, iNews.id - Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang berada di Pantai Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Namun dibalik potensi yang menjanjikan tersebut terdapat berbagai kendala yang dihadapi para nelayan.
Ketua TPI Jetis, Marimun Maryogi mengatakan permasalahan yang dihadapi oleh pihak TPI ini, yang pertama yaitu ketika datangnya musim malaman. Musim malaman adalah saat dimana para nelayan mencari ikan di malam hari dan hasilnya melebihi kapasitas wajar.
Dengan artian, ikan yang dihasilkan pada malam itu sangat luar biasa banyak, dan ikan yang tertangkap adalah ikan pasaran. Pada saat itu banyak ikan yang susah sekali terjual seluruhnya dengan cepat sehingga menjadi kendala.
“Untuk mengatasi masalah tersebut, paling kita harus bisa mengundang para bakul untuk memasarkan ikan agar bisa laku dan terjual semua” kata Marimun dalam rilis yang diterima iNews Purwokerto, Minggu (3/3/2022).
Permasalahan lainnya yakni saat jatuh pada musim penghujan. Dimana ikan hasil tangkapan jumlahnya menurun.
"Ketika musim penghujan datang kami para nelayan mendapatkan tantangan tersendiri mas mbak, karena hasil tangkapan ikan yang diperoleh hanya sedikit bahkan bisa hanya beberapa kilo saja," ujarnya.
Selain cuaca yang buruk, di bulan tersebut penghasilan ikan di laut tersebut juga menurun. Walaupun penghasilan menurun, namun di TPI tersebut tetap produktif dengan cara mencari hari yang sekiranya pas untuk nelayan mencari ikan di musim tersebut.
"Untuk menghindari tantangan tersebut makannya nelayan melihat kondisi cuaca terlebih dahulu untuk meminimalisir resiko serta tidak sia sia membuang bahan bakar perahu yang sudah jauh-jauh ketengah laut tapi tangkapan hanya sedikit" tambah Marimun.
Melihat hal tersebut Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) melakukan penelitian tentang potensi ikan hasil tangkap di tempat tersebut. Tujuannya agar dapat dikembangkan lebih jauh agar dapat diolah sehingga menambah penghasilan para nelayan.
Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang terdiri dari Siti Nur Rohmah, Adilla Putri Setianingrum, Akhmad Saeful Yulianto dan Pramesti Regita Cahyani berupaya mengembangkan potensi tersebut dari permasalahan yang dialami para nelayan.
Menurut salah satu mahasiswa, Saeful Yulianto mengatakan, selain untuk memenuhi mata kuliah Koperasi dan UMKM, dari beberapa permasalahan yang muncul tersebut. Pihaknya juga ingin membantu memecahkan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi tersebut agar lebih maju dan meningkatkan kesejahteraan nelayan di daerah Jetis.
Untuk menghadapi musim malaman dengan hasil ikan yang melimpah ruah agar harga ikan tidak anjlok kita menggagas untuk memberikan edukasi kepada nelayan untuk membuat berbagai olahan yang berbahan dasar ikan.
"Terinspirasi dari salah satu content creator di tiktok dengan nama akun eatsambal yang sudah memiliki ratusan ribu followers dan ribuan penjualan berbagai sambal dengan berbahan dasar ikan maka kami memiliki keinginan untuk mengajak para nelayan untuk mengolah ikan hasil tangkap menjadi berbagai olahan, salah satu olahan tersebut adalah crispy baby fish dan sambal ikan cakalang," terangnya.
Kedua, lanjut dia, makanan tersebut sangat cocok dengan lidah masyarakat Indonesia dan sedang booming juga dikalangan masyarakat makan kemungkinan besar
"Untuk pemasarannya tidak terlalu susah. Selain itu, harga jual ikan juga menjadi lebih tinggi sehingga dapat memperbaiki ekonomi para nelayan," ucapnya.
Editor : Aryo Arbi
Artikel Terkait