PANGANDARAN, iNews.id - Kemunculan Nyi Roro Kidul membuat heboh pengunjung di Pantai Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (5/9/2021). Penampakan Nyi Roro Kidul muncul saat warga Cilacap, Jawa Tengah, menggelar ritual di pantai tersebut.
Tapi, Nyi Roro Kidul yang dimaksud bukanlah sosok perempuan dalam kisah legenda Ratu Pantai Selatan, melainkan perempuan yang berkostum Nyi Roro Kidul seperti dikutip dari iNews Jateng.
Ya, kemunculan sosok perempuan bermahkota dan memakai kostum Nyi Roro Kidul dalam ritual tersebut menyedot perhatian warga maupun wisatawan yang berada di Pantai Pangandaran. Sebagai informasi, ritual yang dilakukan oleh warga Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap di Pangandaran ini merupakan agenda rutin tahunan.
Kegiatan tersebut merupakan ritual Larungan Agung Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa yang dilakukan Yayasan Manunggal Rasa Kemanusiaan Cilacap, Jawa Tengah.
Prosesi ritual diwarnai tahapan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan teks Pancasila, pembacaan pembukaan UUD 1945 dan pembacaan Sumpah Palapa.
Kelompok tersebut datang ke Pangandaran dengan terencana seperti tahun sebelumnya. Namun karena kondisi pandemi Covid-19 yang melarang berkerumun akhirnya agenda mereka dibubarkan aparat gabungan.
Sekretaris Satpol PP Pangandaran Bangi mengatakan, kegiatan itu sangat berpotensi menimbulkan kerumunan lantaran jadi perhatian pengunjung dan warga sekitar. "Mereka tidak berizin juga banyak orang dan potensi jadi perhatian wisatawan," kata Bangi Minggu (5/9/2021). Pada pelaksanaan ritual tersedia ragam sesajen dan seekor domba hitam hidup.
"Sesajen batal mereka larungkan atau dibuang ke laut dan domba hidup entah dibawa ke mana," kata Bangi. Sesajen yang mereka sediakan terlihat nasi tumpeng besar dengan tinggi lebih dari 1 meter serta sayuran yang disusun rapih. "Petugas sempat beradu argumen, namun setelah diimbau melalui pengeras suara mereka akhirnya bubar," katanya.
Kekecewaan pasti ada pada mereka, namun penerapan protokol kesehatan wajib dilaksanakan dan ditegakkan.
Salah seorang perwakilan Yayasan Manunggal Rasa Kemanusiaan Cilacap, Heru Purnomo mengklaim menggelar ritual larungan untuk menjaga tradisi leluhur. "Secara prinsip tidak merugikan karena kami hanya mengenang leluhur dan ini juga untuk kebaikan Pangandaran sebenarnya," kata Heru.
Dia mengatakan, pihaknya sering melakukan kegiatan larungan, namun baru kali ini dibubarkan petugas. Setelah dibubarkan mereka mengemas barang termasuk ragam sesajen berukuran besar.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait