MASYARAKAT Indonesia sangat familier dengan menu gorengan, apalagi gorengan merupakan menu wajib saat berbuka puasa. Walaupun nikmat, namun gorengan dapat menyebabkan masalah kesehatan, khususnya serangan jantung.
Gorengan biasanya akan sangat terasa nikmat jika disantap saat hangat, diataranya seperti gorengan tempe, tahu, risol hingga pastel. Bahkan, untuk menambah sensasi rasa agar semakin nikmat, gorengan biasanya dikonsumsi bersama pelengkap seperti sambal kacang pedas atau cabai. Sayang, dokter tidak menyarankan mengonsumsinya.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Vito Anggarino Damay Sp. JP (K), M. Kes, FIHA, FICA, FASCC mengatakan gorengan mengandung tinggi kalori yang bisa meningkatkan kolesterol jahat. Kolesterol jenis ini merupakan salah satu penyebab utama pembentukan ateroma.
Ateroma merupakan plak lemak yang menumpuk di dinding arteri pembuluh darah. Setelah bertahun-tahun, plak menebal dan meluas. Kemudian, pembuluh darah tersumbat dan membuat aliran darah tidak lancar. Kondisi ini dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
"Gorengan lambat memberikan tenaga sebenarnya, dan kalorinya banyak. Kalori sudah banyak, dia juga meningkatkan kolesterol jahat dalam tubuh," kata Vito baru-baru ini.
Karena itu, Vito menyarankan untuk hindari mengonsumsi gorengan saat buka puasa. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kesehatan jantung. Idealnya, Vito menyarankan buka puasa dengan minum air putih.
Air putih dapat membantu menghidrasi tubuh. Lalu mengonsumsi makanan manis serta lembut seperti kurma yang bisa menaikkan gula darah dalam tubuh setelah puasa kurang lebih selama 13 - 14 jam.
"(Mengonsumsi gorengan) Secara jangka panjang nggak bagus, jangka pendek juga nggak bagus. Kolesterol jahat bisa bikin penumpukan di pembuluh darah dan bisa bikin serangan jantung di kemudian hari,” tandasnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait