Tiga Kartini Harumkan Nama Indonesia di Amerika Serikat, Begini Kisahnya

Puti Aini Yasmin
Ilustrasi peringatan Hari Kartini

JAKARTA, iNews.id - Hari ini, 21 April merupakan peringatan Hari Kartini. Berkat perjuangam RA Kartini, para perempuan Indonesia memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki.

Berkat gerakan emansipasi itulah, Kartini-Kartini Indonesia tidak hanya mampu beperan nyata untuk kemajuan Indonesia. Bahkan, ada yang berkarir di luar negeri dan mengharumkan bangsa Indonesia.

Di negeri Paman Sam atau Amerika Serikat, setidaknya ada tiga perempuan yang memiliki karor moncer. Mereka berhasil menduduki posisi penting di perusahaan ternama. 

Ketiga perempuan itu menjadi Ahli Pengembang Software Mobil Tanpa Awak Moorissa Tjokro, Manajer Senior di Boeing Veronika Andrews, dan Ketua ALZI San Francisco Ake Pangestuti. 

Ketika pertempuan itu membagikan kisahnya pada Webinar bertajuk 'Perempuan Hebat, Indonesia Semakin Bermartabat' yang digelar KJRI San Francisco secara daring pada Senin (18/4/2022). 

Kartini pertama adalah Moorisa. Dia merupakan pengembang mobil tanpa awak pengemudi. 

Menurut perempuan lulusan S1 Georgia Institute of Technology Atlanta dan S2 Columbia University ini, mobil tersebut bisa berkontribusi pada berkurangnya pemanasan global karena menghasilkan emisi karbon dioksida yang jauh lebih rendah.   

Moorissa bersama timnya saat ini bahkan tengah memajukan sistem otomatisasi mobil tanpa pengemudi ini sampai pada level 4, yang berarti mobil akan sepenuhnya mandiri, meskipun masih menyediakan ruang kendali bagi pengendara.    

Selain itu, kini ia dan timnya tengah mengembangkan teknologi kecerdasan buatan pada transportasi publik sehingga mobil otonom juga akan bermanfaat bagi masyarakat termasuk penyandang disabilitas. Keahlian yang dimiliki oleh Moorissa tidak banyak dimiliki orang lain. 

Perempuan yang pernah bekerja di NASA dan Tesla ini pun berpesan kepada masyarakat terutama generasi muda Indonesia untuk terus memperluasan wawasan, bersikap positif, ikuti berbagai pelatihan yang meningkatkan kualitas diri serta senantiasa terbuka pada suatu yang baru agar tidak tertinggal oleh pergerakan zaman yang begitu cepat. 

“Memiliki mentor juga sangat penting. Mentor akan menjadi bagian dari perjalanan hidup yang akan terus mendukung dan memberi pelajaran untuk kesuksesan," ujar dia dalam rilis yang diterima iNews.id, Rabu (20/4/2022).   

Kemudian, ada juga Veronika yang berbagi kisahnya bekerja di perusahaan internasional, yakni Boeing. 

Kesempatannya itu tidak datang begitu saja karena ia menjalaninya penuh dengan lika-liku. Lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS ini mengawali kariernya di bidang perhotelan di Bandung. Namun, ia berpesan agar terus semangat dan menekuni apapun hal yang dijalani. 

“Perjalanan hidup itu bisa berliku, yang penting kita semangat untuk terus berjuang dan sukses dalam bidang apapun yang ditekuni”, tutur dia. 

Sebelum duduk sebagai Manajer Senior Boeing saat ini, ia pernah ‘menjajal’ berbagai pekerjaan tanpa kenal malu dan lelah, seperti bersih-bersih rumah, mengajar, hingga menjadi asisten di laboratorium komputer. 

“Saya sendiri mulanya hanya sebagai pegawai kontrak 3 bulan”, kisah dia.   Perempuan tamatan S2 University of Phoenix Arizona terus membuktikan bahwa ia bisa bekerja dengan baik. 

Pada tahun 2008 akhirnya ia diterima sebagai pegawai tetap kemudian perlu kurang dari 11 tahun, yakni pada Februari 2019, Vero akhirnya mendapatkan posisi bergengsi sebagai Manajer Senior di perusahaan penerbangan terbesar di dunia tersebut.   

Bagi Veronika, belajar dari perjalanan hidupnya yang keras mengantarkannya pada posisinya sekarang ini. Kunci kesuksesannya adalah kerja keras dan komitmen pada tujuan yang ingin dicapai. “Hidup ini keras, maka kita harus lebih keras lagi untuk bisa mengatasinya”, kata dia.    

Kisah terakhir datang dari Ake Pangestuti, Lulusan S1 Fakultas Komunikasi UI dan pascasarjana di bidang Komunikasi di University of Illinois Chicago ini terlibat banyak dalam berbagai kegiatan advokasi dan kemanusiaan. Ia telah mencurahkan perhatian, sumber daya, dedikasi dan kontribusinya, bersama timnya, di bidang kemanusiaan, terutama membantu orang yang mengalami masalah demensia.   

Ake kini mendapat amanah sebagai Ketua Alzheimer Indonesia (ALZI) Chapter San Francisco. Perannya dalam advokasi terkait Alzheimer dan demensia sangat memberikan arti terutama dalam membantu mengatasi masalah tersebut. “Menjadi tua tak dapat dielakkan, tetapi kita harus siap menjadi tua yang tetap sehat dan bermanfaat”, ucapnya.   

Setelah dibentuk pada tahun 2000, Alzheimer Indonesia telah melakukan sejumlah aksi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya Alzheimer, sekaligus memberikan layanan kesehatan bagi penderitanya. 

Ia bersama timnya pun aktif memberikan berbagai informasi mengenai demensia, seperti cara diagnosis yang tepat, memfasilitasi layanan deteksi dini dan menghubungkan penderita dan keluarganya dengan sejumlah dokter spesialis untuk penanganan.   

Tak hanya kepada yang lain, kampanye gaya hidup sehat juga dimulai dari diri sendiri. Di tengah kesibukan memimpin ALZI San Francisco, Ake selalu sempatkan untuk menjalankan sejumlah hobinya guna menjaga kesehatan dan kebugaran seperti lari, melancong, desain, hingga memotret berbagai sudut keindahan alam dan kota. 

 

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network