Sultan memilih untuk tidak berpuasa Ramadan saat dia berlatih dan di luar angkasa, tapi dia membawa Alquran kecil ke luar angkasa bersamanya. Bersama dengan doa dari ibunya yang memohon kepada Allah SWT untuk melindunginya.
Sultan mengikat kakinya ke lantai pesawat ulang-alik untuk memungkinkan dirinya melakukan gerakan sujud dengan kemampuan terbaiknya.
Tak hanya itu, pada tahun 2007, Malaysia mengirimkan astronot pertamanya ke ISS. Astronot itu adalah Sheikh Muszaphar Shukor, seorang dokter yang diluncurkan di atas kapal Soyuz TMA-11 Rusia.
Situs hds.harvard.edu menyebutkan, sebelum lepas landas, Shukor, mengatakan, sementara ini prioritas utamanya lebih pada melakukan eksperimen.
Sebagai tanggapan, Pemerintah Malaysia mengundang 150 sarjana hukum Islam, ilmuwan, dan astronot untuk membuat pedoman bagi Dr Shukor. Para ulama mengeluarkan fatwa, untuk membantu astronot Muslim di masa depan, yang mereka terjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Inggris.
Bagi umat Islam di luar angkasa harus menghadap Mekah jika memungkinkan; tapi jika tidak, mereka bisa menghadap Bumi secara umum, atau hanya menghadap "ke manapun".
Guna memutuskan kapan harus salat dan berpuasa selama Ramadan, para ulama menulis, umat Islam harus mengikuti zona waktu dari tempat yang mereka tinggalkan di Bumi, yang dalam kasus Dr Shukor adalah Kazakhstan.
Dalam gerakan bersujud saat salat dalam gravitasi nol, para ulama menyatakan bahwa astronot dapat melakukan gerakan yang sesuai dengan kepala mereka, atau sekadar membayangkan gerakan umum di Bumi. Ini yang menjadi fatwa sampai sekarang.
BACA JUGA : Begini Tata Cara Salat Astronot Muslim saat Berada di Luar Angkasa
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait