MONTEVIDEO, iNews.id - Jose Alberto Mujica mungkin saja hanya menjabat presiden Uruguay pada periode 2010 -2015. Namun popularitasnya sebagai Presiden termiskin di dunia tak dapat dilupakan.
Presiden Uruguay ke-40 ini memang lebih senang hidup sederhana dan menyumbangkan kekayaannya kepada orang yang membutuhkan. Bahkan, karena kerendahan hatinya ini menjadi pembeda dari kebanyakan pemimpin negara lain.
Dikutip dari History of Yesterday, Mujica lahir di Montevideo, Uruguay pada 20 Mei 1935. Dia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di pertanian bersama ayahnya yang seorang petani, Demetrio Mujica.
Kisah kehidupan Mujica yang sederhana ini dimulai saat ayahnya meninggal dunia ketika dia berusia 5 tahun. Setelah kematian ayahnya, keluarga Mujica mengalami kesulitan finansial karena ibunya, Lucy Cordano berasal dari keluarga miskin. Mujica pun berusaha membantu keluarganya. Dia mencoba berbagai cara untuk membuat perubahan.
Saat usianya 13 tahun, Mujica mulai mengikuti kegiatan bersepada untuk klub di berbagai kategori dan berteman dengan orang penting. Dalam perjalanannya, Mujica muda berhasil masuk ke Partai Nasional, di mana dia cukup aktif dan populer karena karisma dan semangatnya.
Pada pertengahan 1960-an, dia bergabung dan menjadi anggota aktif Gerakan MLN Tupamaros — sebuah gerakan yang terdiri dari kelompok politik bersenjata yang diilhami oleh Revolusi Kuba tahun 1953. Kelompok tersebut merampok truk dan tank pengiriman, lalu membagikan uang dan makanan kepada orang miskin.
Pada 1969, Mujica tidak hanya berpartisipasi tetapi merupakan pemimpin dari salah satu regu yang mengambil alih kota Pando. Saat melakukan operasi pada 1970, Mujica melukai dua polisi karena melawan saat ditangkap dan ditembak enam kali. Dia dibawa ke rumah sakit, kemudian dikirim ke penjara Punta Carretas. Pada 1971, Mujica termasuk di antara 100 tahanan yang berhasil melarikan diri dari penjara.
Tak lama setelah melarikan diri dari penjara, Mujica ditangkap kembali beberapa kali sebelum penangkapan terakhirnya pada 1972. Dia ditempatkan di bawah tahanan militer khusus bersama delapan anggota Tupamaros lainnya. Di sana dia menghabiskan waktu selama 13 tahun, termasuk dua tahun di sel isolasi. Mujica baru dibebaskan pada 1985.
Setelah bebas, dia aktif berpolitik. Mujica terpilih sebagai wakil dan senator terpilih pada 1999. Berkat karisma Mujica, partai politiknya The Movement of Popular Participation (MPP) terus mendapatkan popularitas dan mulai memperoleh lebih banyak suara dari rakyat. Pada 2004, partai tersebut telah menjadi partai terbesar dalam koalisi Broad Front.
Dalam pemilihan umum 2004, Mujica terpilih kembali menjadi senat dan partainya MPP memperoleh sekitar 300.000 suara, meningkatkan pengaruh politiknya di negara itu dan mengarah pada kemenangan kandidatnya Tabare Vazquez dalam pemilihan presiden. Pada pemilu 2009, Mujica terpilih sebagai presiden ke-40 Uruguay.
Sebagai presiden, Mujica memilih hidup sederhana. Dia menolak rumah mewah yang disediakan negara untuk para pemimpin Uruguay dan memilih tinggal di rumah pertanian istrinya, Lucia Topolansky dengan anjing mereka yang berkaki tiga di pinggiran Montevideo.
Dia bersama sang istri menggarap lahan sendiri dan menanam bunga. Bahkan dia menyumbangkan sebesar 90 persen gaji bulanannya setara 12.000 dolar AS pada saat itu untuk amal. Selain itu, alih-alih menggunakan mobil mahal, dia membeli Volkswagen Beetle seharga 1.800 dolar AS. Hal ini yang membuatnya dicap sebagai presiden termiskin di dunia.
"Saya disebut 'presiden termiskin', tapi saya tidak merasa miskin. Orang miskin adalah mereka yang bekerja hanya untuk mempertahankan gaya hidup yang mahal, dan selalu menginginkan lebih dan lebih," katanya, dikutip BBC.
Menurut Wyre Davies, seorang koresponden BBC, pada akhir masa jabatannya sebagai presiden, "Mujica memiliki ekonomi yang relatif sehat dan stabilitas sosial yang hanya bisa diimpikan oleh tetangga yang lebih besar."
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait