BANGKOK,Inews.id - Ribuan armada taksi di Thailand berubah menjadi kebun sayur. Hal ini terjadi akibat pandemi Covid-19 begitu panjang membuat armada taksi, Thai Taxi sepi penumpang.
Hal ini membuat para sopir menganggur dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun pemilik perusahaaan taksi tersebut pun mengubah armada taksi menjadi kebun sayur. Hasil penjualannya untuk menghidupi para sopir.
Untuk menyulap armada taksi menjadi kebun sayur, Thai Taxi memercayakannya pada koperasi karyawan di perusahaan tersebut. Karyawan kemudian berinisiatif untuk mengumpulkan uang yang tersisa dan memanfaatkan armada yang ada untuk berkebun.
"Ini adalah pilihan terakhir untuk menanam sayuran di atap taksi ini. Mobil-mobil ini hanya ada di sini, jadi kami pikir kami akan menanam sayuran di atasnya," jelas Thapakorn Assawalertkun, pria yang membantu menjalankan Koperasi Taksi Ratchaphruek yang menanam sayuran, dalam sebuah wawancara dengan France 24.
Melansir dari Autoblog, Senin (27/9/2021), Selama ini, perusahaan taksi Bangkok sangat bergantung pada sektor pariwisata. Begitu industri ini terhenti karena pembatasan membuat para sopir nyaris tak punya penghasilan sama sekali.
Negara secara bertahap melonggarkan larangan perjalanan terkait virus corona, tetapi pemulihannya lambat dan banyak pengemudi pergi mencari pekerjaan di tempat lain. "Karyawan yang tersisa semuanya menyumbangkan uang untuk memulai kebun ini," kata Assawalertkun.
Armada taksi di Bangkok terdiri dari sedan Toyota model akhir. Mereka mengubah Camry menjadi taman dengan membentangkan terpal plastik di atas bingkai bambu dan meletakkannya di panel datar, seperti kap mesin dan atap.
Tanaman mereka termasuk cabai, terong, dan zucchini ditanam di atas mobil. Mereka juga memelihara katak dengan memanfaatkan ban bekas yang dilapisi terpal dan mengisinya dengan air menciptakan akuarium darurat tempat katak dapat berkembang.
Sayuran yang ditanam dan katak yang dipelihara oleh perusahaan taksi akan digunakan untuk memberi makan karyawannya. Assawalertkun berharap untuk menjual hasil panennya ke pasar makanan lokal untuk membantu pekerjanya bertahan sampai pariwisata dilanjutkan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait