Maka Allah SWT memerintahkan mereka agar menyembah-Nya dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Hal yang sama diperintahkan pula kepada semua makhluk-Nya, dan untuk tujuan tersebutlah Allah menciptakan mereka.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis dari Ibnu Mas'ud ra seperti berikut:
Aku bertanya "Wahai Rasulullah, amal perbuatan apakah yang paling utama?" Beliau menjawab, "Shalat pada waktunya." Aku bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab,"Berbakti kepada kedua ibu bapak." Aku bertanya, "Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah."
Dalam hadits lain disebutkan:
Seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang harus didahulukan aku berbakti kepadanya?" Beliau menjawab, "Ibumu." Lelaki itu bertanya, "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab, "Ibumu." Lelaki itu bertanya lagi, "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab, "Ayahmu, kemudian orang yang paling dekat kekerabatannya denganmu, lalu orang yang dekat kekerabatannya denganmu."
Maksudnya, berkatalah kepada mereka dengan baik dan lemah lembut; termasuk dalam hal ini amar ma'ruf dan nahi munkar dengan cara yang makruf. Hasan Al-Basri berkata sehubungan dengan ayat ini, bahwa perkataan yang baik ialah yang mengandung amar ma'ruf dan nahi munkar, serta mengandung kesabaran, pemaafan, dan pengampunan serta berkata baik kepada manusia; seperti yang telah dijelaskan oleh Allah SWT, yaitu semua akhlak baik yang diridai oleh Allah SWT.
Sangat sesuai sekali bila Allah memerintahkan kepada mereka untuk berkata baik kepada manusia setelah Dia memerintahkan mereka untuk berbuat baik kepada mereka melalui perbuatan.
Dengan demikian, berarti dalam ayat ini tergabung dua sisi kebajikan, yaitu kebajikan perbuatan dan ucapan. Kemudian perintah untuk menyembah Allah dan berbuat baik kepada manusia ini dikuatkan lagi dengan perintah yang tertentu secara detail dari hal tersebut, yaitu perintah mendirikan shalat dan menunaikan zakat.
Sumber: Tafsir Ibnu Katsir
Editor : KastolaniMarzuki
Artikel Terkait