BEIJING, iNews.id - Para peneliti militer dari China mengembangkan senjata guna melumpuhkan sistem satelit Starlink kepunyaan Elon Musk.
Megakonstelasi satelit Starlink berpotensi sebagai pengancam aplikasi militer China. Oleh karena itu, butuh tindakan pencegahan untuk mengawasi, menonaktifkan, atau bahkan menghancurkan.
Hal itu terungkap pada makalah yang diterbitkan bulan lalu di jurnal Teknologi Pertahanan Modern China.
Peneliti China sangat prihatin dengan potensi kemampuan militer konstelasi, yang mereka klaim dapat dipakai untuk melacak rudal hipersonik.
Tak hanya itu, starlink secara dramatis dapat meningkatkan kecepatan transmisi data drone AS dan jet tempur siluman, atau bahkan menabrak dan menghancurkan satelit China.
Dalam beberapa waktu terakhir, telah terjadi beberapa kali stasiun luar angkasa China nyaris bertabrakan dengan satelit Starlink.
Sehingga terpaksa melakukan manuver darurat untuk menghindar pada Juli dan Oktober 2021.
“Kombinasi metode soft dan hard kill harus diadopsi untuk membuat beberapa satelit Starlink kehilangan fungsinya dan menghancurkan sistem operasi konstelasi,” kata para peneliti yang dipimpin oleh Ren Yuanzhen, seorang peneliti di Institut Pelacakan dan Telekomunikasi Beijing, yang merupakan bagian dari Pasukan Dukungan Strategis militer China dikutip SINDOnews dari laman LiveScience, Sabtu (28/5/2022).
China sudah memiliki beberapa metode untuk menonaktifkan satelit. Di antaranya menggunakan metode penghancuran secara keras dan lunak, dengan penggunaan dua kategori senjata luar angkasa.
Untuk hard kill membutuhkansenjata yang secara fisik menyerang target seperti rudal. Sementara penghancuran lunak menggunakan senjata jamming dan laser. Ini termasuk jammer gelombang mikro yang dapat mengganggu komunikasi atau komponen listrik.
Senjata laser resolusi milimeter yang kuat yang dapat menangkap gambar resolusi tinggi dan membutakan sensor satelit.
Ada senjata siber untuk meretas jaringan satelit dan rudal anti-satelit jarak jauh (ASAT) untuk menghancurkan satelit Starlink. “Rasi bintang Starlink merupakan sistem terdesentralisasi. Konfrontasi ini bukan tentang satelit individu, tetapi seluruh sistem,” tulis para peneliti.
Mereka menguraikan bagaimana serangan terhadap sistem Starlink akan membutuhkan beberapa tindakan berbiaya rendah dan efisiensi tinggi. P
Persisnya seperti apa langkah-langkah ini masih belum jelas. Para peneliti mengusulkan bahwa China harus mengembangkan satelit mata-matanya sendiri untuk mengintai Starlink dengan lebih baik.
Starlink telah digunakan untuk keperluan militer dalam konflik Rusia Ukraina.
Starlink adalah jaringan internet satelit broadband yang dikembangkan oleh perusahaan SpaceX Musk yang bertujuan untuk mengirimkan akses internet ke pelanggan di mana saja di dunia (selama mereka memiliki parabola Starlink untuk terhubung ke satelit).
Sejak satelit Starlink pertama diluncurkan pada 2019, SpaceX telah menempatkan lebih dari 2.300 unit satelit di antaranya ke orbit rendah Bumi, dan perusahaan berencana mengirim hingga 42.000 satelit ke luar angkasa untuk membentuk megakonstelasi raksasa.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait