KISAH Nabi Ibrahim menyembelih anaknya Nabi Ismail dapat ditarik sedikitnya 15 pelajaran oleh kaum Muslimin.
Hal itu menjadi tonggak disyari’atkannya ibadah kurban bagi umat Islam di manapun berada.
Ketika Ismail berada dalam usia gulam dan ia telah sampai pada usia sa’ya, yaitu usia di mana anak tersebut sudah mampu bekerja yaitu usia tujuh tahun ke atas.
Pada usia tersebut benar-benar Ibrahim sangat mencintainya dan orang tuanya merasa putranya benar-benar sudah bisa mendatangkan banyak manfaat.
Ibrahim ‘alaihis salam berkata pada putranya, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.”
Perlu dipahami bahwa mimpi para Nabi itu wahyu yang mesti dipenuhi. Dalam hadits mawquf –hanya sampai pada perkataan sahabat Ibnu ‘Abbas- disebutkan,
Isma’il ingin bersabar, ingin harap pahala dengan menjalankan perintah tersebut, mengharap ridha Rabbnya serta ingin berbakti pada orang tuanya. Isma’il pun meminta pada bapaknya untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Ta’ala. Niscaya akan didapati Isma’il termasuk orang-orang yang sabar atas kehendak Allah. Kesabaran tersebut dikaitkan dengan kehendak Allah karena memang tanpa kehendak Allah, kesabaran tersebut tak bisa dicapai.
Ketika Ibrahim dan Isma’il telah berserah diri, Ibrahim sudah akan menyembelih anaknya putranya sendiri, buah hatinya. Hal itu dilakukan untuk menjalankan perintah Allah dan takut akan siksa-Nya. Isma’il pun telah mempersiapkan dirinya untuk sabar. Ia merendahkan diri untuk taat kepada Allah dan ridha pada orang tuanya. Ibrahim lantas membaringkan Isma’il di atas pelipisnya. Ia dibaringkan pada lambungnya lalu siap disembelih. Kemudian Ibrahim memandang wajah Isma’il ketika akan menyembelihnya.
Melansir laman Rumaysho pada Rabu (15/6/2022) disebutkan bahwa Ketika dalam keadaan gelisah dan cemas, Ibrahim diseru dan dikatakan bahwa benar sekali ia telah membenarkan mimpi tersebut. Ia telah mempersiapkan diri juga untuk hal itu. Yang terjadi ketika itu pisau sudah dilekatkan di leher.
Imbas PPKM, Penjualan hewan kurban menurun (Foto: Pie)
Peristiwa ini adalah ujian Allah pada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, menunjukkan akan kecintaan Ibrahim pada Rabbnya. Allah menguji Ibrahim lewat anak yang benar-benar ia cintai, diperintahkan untuk disembelih. Akhirnya, Allah mengganti dengan domba yang besar sebagai tebusan.
Nah dari kisah tersebut menurut Ustaz Sofyan Ruray menyebutkan ada 15 pelajaran yang bisa diambil yakni;
1. Doa adalah ibadah, maka tidak boleh berdoa kepada selain Allah 'azza wa jalla.
2. Adab berdoa agar dikabulkan (sepuluh adab).
3. Hendaklah kita berdoa meminta anak shalih sebelum dilahirkan dan setelahnya.
4. Para Nabi tidak pantas disembah, karena mereka hanyalah hamba yang menyembah kepada Allah yang satu saja.
5. Kekuasaan Allah ‘azza wa jalla yang Maha Mampu menganugerahkan anak kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam di umur beliau 86 tahun.
6. Anak adalah amanah Allah 'azza wa jalla.
7. Meneladani sifat seorang yang halim pada diri Nabi Ismail 'alaihissalam (mencakup empat sifat).
8. Keteladanan Nabi Ismail 'alaihissalam dalam berbakti kepada orang tua.
9. Mimpi para Nabi adalah wahyu (adapun mimpi kita ada tiga jenis dan bagaimana cara menyikapinya).
10. Mengorbankan yang terbaik untuk Allah ‘azza wa jalla karena Allah lebih patut dicintai.
11. Kesabaran Ismail ‘alaihissalam (yang diperlukan dalam tiga keadaan)
12. Kesabaran hamba termasuk pertolongan Allah ‘azza wa jalla kepadanya.
13. Tunduk dan patuh pada seluruh ketetapan Allah ‘azza wa jalla.
14. Sifat ihsan, maknanya, pembagiannya dan balasannya.
15. Orang beriman akan diuji.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta