PURWOKERTO, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berkomitmen meningkatkan kesiapan para generasi muda untuk siap bersaing dalam era disrupsi. Ia mengatakan generasi muda merupakan ujung tombak dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat dunia pada 2045.
Hal tersebut disampaikan dalam kuliah umum tokoh nasional di Universitas Jenderal Sedirman (Unsoed) Purwokerto bertajuk 'Kolaborasi BUMN dan Perguruan Tinggi dalam Menciptakan Generasi Digital di era Disrupsi' Selasa (5/7/2022).
"Sudah waktunya kalian mengisi. Jangan kebiasaan menjadi penonton. Kita negara yang kaya sumber daya alam (SDA) dan market yang besar, tetapi dari zaman Belanda dipakai untuk pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan negara lain," ujar Erick saat mengisi kuliah umum.
Di hadapan ribuan mahasiswa Unsoed, mantan Presiden Inter Milan itu menyebut Indonesia harus punya ekosistem sendiri dan tak lagi tergantung pada ekosistem negara lain, baik Cina atau Amerika Serikat (AS). Erick tak ingin tren pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali menjadi sumber bagi perekonomian negara lain.
Saat ini, ucap Erick, Indonesia sedang menghadapi tantangan lima disrupsi global mulai dari geo-ekonomi, demografi, lingkungan, kesehatan, dan teknologi. Erick menyampaikan, perang Rusia-Ukraina menjadi penyebab utama timbulnya geo-ekonomi yang berdampak pada terganggunya rantai pasok dunia. Kondisi tersebut tentu akan berpengaruh pada Indonesia yang selama ini masih impor BBM.
"Kalau benar Rusia menyetop produksi minyaknya, minyak akan sampai harganya 380 dolar AS per barel. Hari ini Indonesia negara yang impor BBM bukan swasembada BBM, pemerintah mengeluarkan Rp 350 triliun untuk mensubsidi BBM dan listrik, itu dengan catatan harganya 100 sampai 110 dolar AS per barel. Kalau 380 dolar AS per barel berarti kita harus subsidi Rp 1.400 triliun, tidak sanggup. Data-data menunjukkan 60 negara akan menuju kebangkrutan, bukan Indonesia asal disiplin," jelasnya.
Erick menyampaikan tantangan yang sangat penting juga datang dari disrupsi digital yang mengubah ini pola kehidupan manusia hingga lapangan pekerjaan. Erick menyebut tumbuhnya jenis pekerjaan baru akibat disrupsi digital tak sebanding dengan hilangnya jenis pekerjaan yang lama.
Indonesia, ucap Erick, memiliki potensi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dan diprediksi mencapai Rp 4.500 triliun pada 2030. Angka tersebut delapan kali lebih besar dari PDB Indonesia. Erick menilai pengembangan teknologi dan digitalisasi menjadi keharusan untuk mempersiapkan gelombang kedua dan ketiga disrupsi digital yang mulai terjadi.
"Kita harus memikirkan bagaimana caranya mengisi kemerdekaan dengan kedaulatan pangan, energi, maupun ekonomi. Ekonomi digital adalah ekonomi masa depan kita dengan kesempatan dan market besar," ucap Erick.
Erick menambahkan, pertumbuhan ekonomi tidak boleh hanya mengandalkan SDA, tetapi juga perlu diperkuat oleh knowledge based economy. Dengan memiliki growth mindset, generasi muda bisa menjadi lebih agile dan adaptif.
Untuk mewujudkan kemandirian digital, BUMN tentu tak bisa sendirian. Untuk itu, Erick terus berkolaborasi dengan universitas dalam menciptakan link and match antara pendidikan dengan industri.
"Saya selalu senang datang ke kampus supaya ada link and match menyambungkan yang lulus untuk mendapat kerja. Saya bicara dengan para rektor, kalau memang industrinya akan tutup, ya jenis pelajaran mahasiwa tersebut harus dikurangi karena lapangan kerjanya tidak ada lagi atau hilang. Makanya perlu kerja sama BUMN dan universitas-universitas," kata Erick menambahkan.
Dalam kesempatan tersebut, Erick juga menyaksikan nota kesepahaman (MoU) tentang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat antara PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, Unsoed, dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto yang ditandantangani Direktur SDM dan Umum Pelindo Ihsanuddin Usman, Rektor Unsoed Akhmad Sodiq dan Rektor UNU Purwokerto Achmad Iqbal.
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan ajang kuliah umum bersama Menteri BUMN Erick Thohir merupakan bentuk komitmen dan kolaborasi perusahaan dengan Kementerian BUMN dalam memajukan dunia pendidikan. Arif menilai pendidikan merupakan pembekalan paling dasar dalam menyiapkan generasi muda yang tangguh.
"Selain memberikan dukungan melalui penyelenggaraan kuliah umum bersama tokoh nasional, Pelindo juga menyalurkan fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebanyak total 40 unit yang akan digunakan untuk pengembangan para mahasiswa di Unsoed dan UNU, selain itu kami juga membuka kesempatan magang di Pelindo," ujar Arif.
Sebagai bentuk tanggungjawab perseroan pada masyarakat pada tahun ini, lanjut Arif, Pelindo telah merumuskan tujuh program pendidikan yaitu program pelatihan dan sertifikasi pendidikan atau keahlian, program peningkatan kapasitas penyandang disabilitas, program peningkatan kualitas pendidikan, program BUMN bina olahraga, program beasiswa Pelindo, program dukungan pembangunan nasional untuk pendidikan, serta program pelatihan K3 komunitas pelabuhan.
"Hingga Semester I 2022, komitmen Pelindo dalam memajukan pendidikan telah terealisasi melalui program-program yang telah diimplementasikan senilai Rp 3,1 miliar," kata Arif.
Rektor Unsoed Akhmad Sodiq menyambut positif sinergitas dengan BUMN yang akan meningkatkan kapasitas lulusan Unsoed dapat bersaing dalam dunia kerja. Sodiq menyampaikan terima kasih atas komitmen Erick yang terus mendorong kerja sama, baik melalui pengembangan kualitas pendidikan hingga program magang di BUMN.
"Mudah-mudahan kehadiran bapak Menteri Erick akan memantik mahasiswa untuk siap beradaptasi di era disrupsi," kata Sodiq.
Editor : Arbi Anugrah