SERING lupa mungkin banyak dialami orang. Sejatinya lupa menjadi rahmat yang patut di syukuri.
Namun hal ini juga dapat menjadi musibah yang mesti dievaluasi. Lupa terkadang bisa membuat seseorang berbuat maksiat.
Orang berdusta bukan karena tidak tahu dusta itu salah tapi bisa saja akibat lupa bahwa itu keliru. Orang yang bergosip bukan tidak tahu gosip itu tidak bagi, ia lupa bahwa itu keliru.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, lupa yang menjadikan seseorang terjebak dalam perbuatan salah, itu lupa yang diinisiasi oleh syaitan.
Karena itu ada serangkaian ayat di Alquran yang memberikan isyarat kepada kita bagaimana peran syaitan yang membisikan dan mendorong seseorang untuk lupa mengerjakan kebaikan dan cenderung mengarah ke sisi negatif.
Salah satu ayat di Al-Qur'an yang menjelaskan mengenai hal ini, seperti QS Al-Kahf ayat 63:
قَالَ اَرَءَيۡتَ اِذۡ اَوَيۡنَاۤ اِلَى الصَّخۡرَةِ فَاِنِّىۡ نَسِيۡتُ الۡحُوۡتَ وَ مَاۤ اَنۡسٰٮنِيۡهُ اِلَّا الشَّيۡطٰنُ اَنۡ اَذۡكُرَهٗ ۚ وَاتَّخَذَ سَبِيۡلَهٗ فِىۡ الۡبَحۡرِ ۖعَجَبًا
Qoola ara'ayta iz awainaaa ilas sakhrati fa innii nasiitul huuta wa maaa ansaaniihu illash Shaitaanu an azkurah; wattakhaza sabiilahuu fil bahri'ajaba
"Dia (pembantunya) menjawab, Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak ada yang membuat aku lupa untuk mengingatnya kecuali setan, dan (ikan) itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali."
Ayat tersebut berkaitan dengan asisten Nabi Musa yang dikenal dengan Yusha bin Nun.
Suatu hari, ia lupa akan isyarat Nabi Musa, kemudian mengatakan, "dan tidaklah aku lupa ini kecuali setan yang mengarahkan aku untuk melupakan jalan-jalan kebaikan yang telah diisyaratkan itu."
Selain itu, Alquran juga mengajarkan cara agar seseorang memiliki ingatan kuat dan terhindar dari sifat lupa. Sehingga, seseorang tidak mudah lupa tentang materi yang dipelajari.
Ayat tersebut adalah QS Al-Kahf ayat 24:
اِلَّاۤ اَنۡ يَّشَآءَ اللّٰهُ ۚ وَاذۡكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيۡتَ وَقُلۡ عَسٰٓى اَنۡ يَّهۡدِيَنِ رَبِّىۡ لِاَقۡرَبَ مِنۡ هٰذَا رَشَدًا
Illaaa any yashaaa'al laah; wazkur Rabbaka izaa nasiita wa qul 'asaaa any yahdiyani Rabbii li aqraba min haazaa rashadaa"Kecuali (dengan mengatakan), "Insya Allah." Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini."
Ayat tersebut mempunyai beragam tafsir. Ada yang berpandangan bahwa ayat ini memerintah kita untuk mengingat Allah dengan mengatakan InsyaAllah saat kita berjanji melakukan sesuatu kepada pihak lain.
Ada juga yang menafsirkan ayat ini memberikan anjuran untuk mengingat Allah saat pernah berjanji, walaupun sempat terlupa agak lama. Namun, ayat tersebut juga memberikan makna umum untuk manusia hingga bisa diartikan juga untuk mengingat Allah saat lupa. Berdzikir kepada Allah dengan mengucap kalimat Thoyyibah karena berdzikir artinya mengingat Allah
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta