Dia mengatakan perkembangan pesat China dalam beberapa dekade terakhir telah membuat paleontologi - studi kehidupan kuno melalui catatan fosil - lebih sulit.
"Jarang ditemukan fosil di kota, karena semuanya tertutup bangunan," ujarnya.
Dia menjelaskan timnya bertujuan untuk mengunjungi situs-situs penemuan potensial dalam waktu 48 jam setelah menerima laporan, karena takut mereka dapat dihancurkan oleh pekerjaan konstruksi dalam beberapa hari.
Sebelum menjadi restoran, lokasi ini digunakan sebagai peternakan ayam, dengan jejak kaki dinosaurus terkubur oleh lapisan tanah dan pasir -- melindungi mereka dari erosi dan kerusakan cuaca.
Kotoran di tempat itu itu baru dibersihkan sekitar setahun yang lalu saat restoran dibuka. Xing mengatakan pemiliknya menyukai tampilan alami dari batu yang tidak rata, jadi biarkan tidak tersentuh alih-alih meratakannya dengan semen. Sehingga jejak kaki ini terlindungi dengan baik.
"Ketika kami pergi ke sana, kami menemukan bahwa jejak kaki itu sangat dalam dan cukup jelas, tetapi tidak ada yang memikirkan (kemungkinan) apapun,” ungkapnya.
Pemilik restoran sekarang telah memagari situs untuk mencegah orang menginjak lubang, dan mungkin membangun gudang untuk melindungi jejak kaki lebih jauh.
Editor : Arbi Anugrah